Jangan Main Main!!! Nanik S. Deyang: Saya Bisa Menutup Dapur MBG Sepihak Bila Tidak Menjalankan SOP

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com : Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik S. Deyang bidang Komunikasi Publik dan Investigasi bisa menutup dapur Makan Begizi Gratis bila dapurnya tidak memenuhi Standard Operating Procedure apalagi memiliki chef tidak bersertifikat.

Tercatat dari temuan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang tersebut, ada 40 dari 45 dapur MBG ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan sampai semua penelitian, baik investigasi maupun perbaikan-perbaikan sarana dan fasilitas selesai dilakukan.

“Lalu tadi malam kami juga sudah keluarkan surat

kepada para pemerintah untuk segera, bukan segera. Kami memberikan batas waktu satu bulan untuk melengkapi SLHS (sertifikat laik hygiene sanitasi). Kemudian sertifikat halal dan sertifikat untuk penggunaan air yang layak pakai dalam waktu satu bulan,” tandas Waka BGN, saat Preskon bersama Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, di Lt.9 Badan Gizi Nasional, Jakarta, Jum’at (26/9/2025).

Ia pun menjelaskan, apabila dalam waktu satu bulan itu ternyata pra mitra Badan Gizi Nasional tidak memenuhi tiga hal ini maka pihak BGN akan menutup. Begitu juga untuk chefnya harus bersertifikat. Sehingga dalam dapur MBG, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus dipimpin oleh Chef yang bersertikasi, hingga Chef berjumlah dua orang, yang satu dari Chef BGN dan dari Chef mitra.

“Saya ulang kalau dalam satu bulan kepada para mitra di seluruh Indonesia kalau Anda semua tidak memenuhi/tidak mempunyai sertifikat SLHS, sertifikat halal dan juga sertifikat untuk kelayakan air yang bisa dikonsumsi kami akan menutup,” jelasnya.

Lanjut Nanik S. Deyang, menghentikan semua produk produk pabrikan, selama ini menurutnya meskipun orang baru muncul satu minggu yang sudah dihujani berbagai persoalan seperti saat ini.

“Saya sudah mengikuti waktu lebaran banyak sekali disuguhkan produk-produk pabrikan kami akan menjalankan instruksi presiden bahwa dapur MBG ini adalah untuk membangkitkan ekonomi lokal bukan untuk memperkaya konglomerat pemilik pabrik roti,” tegasnya.

Tandas Nanik S. Deyang, tidak akan mentolerir pemakaian produk-produk pabrikan melainkan akan menggunakan produk-produk lokal. Roti-roti yang dibuat oleh ibu-ibu murid-murid yang diberikan makanan befizi.

“Jadi roti itu nanti akan dibuat oleh ibunya dan rotinya akan dimakan anak-anaknya. Kami tidak akan menggunakan, kecuali ada susu yang dimana di dapur itu memang tidak ada peternakan susu, maka terpaksa untuk sementara kami bolehkan untuk menggunakan susu ke pasar, tapi untuk

produk lain kami tidak akan mentolerir dan kami tidak akan memperlukan lagi,” tuturnya.

Pungkas Nanik, akan memperbaiki seluruh SDM-SDM, SPPI, akan mengembalikan jam kerja untuk bergadang dan harus tidur di tempat, harus menunggu dapur sampai dari mulai pemilihan bahan baku sampai dengan distribusi.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait