Jangan Tendensius Terhadap Pendemo , Pengamat: Bila Tidak Setuju, Sanggah

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Demo yang dilakukan berbagai elemen masyarakat belakangan ini dinilai ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu. Pendemo ini dinilai ingin menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Penilaian semacam itu cenderung tendensius. Mereka menyudutkan pihak tertentu tanpa berani menyebut siapa pihak yang dimaksud,” jelas pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga saat bicang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Senin (26/7) petang.

 

Kalau memang ada yang menunggangi, kata pria yang akrab disapa Jamil tersebut, seharusnya mereka bisa menunjukan hidung si penunggang. “Inikan tidak, mereka hanya bisa menuding tapi yang ditunjuk mahluk penampakan.
,” kata dia.

Para penuding itu, lanjut Jamil, seharusnya menghormati para pendemo. Sebab, demo itu hak warga negara yang dilindungi UU.

Kalau mereka memberi stigma-stigma yang negatif kepada para pendemo, itu sama saja tidak menghormati hak orang lain dalam menyampaikan aspirasinya.
“Orang-orang seperti ini termasuk buzzer yang sesungguhnya tidak layak hidup di negara demokrasi.

Mereka hanya mengenakan jubah demokrasi, namun sikap perilakunya cenderung otoriter dan fiodal,” kata Jamil.
Mereka mengatasnamakan demokrasi, padahal mereka sangat tidak siap untuk berbeda pendapat.

Jadi, biarkan aspirasi pendemo tersalurkan. Tak perlu memberi stigma negatif pada mereka.

 

“Kalau tidak sependapat dengan aspirasi para pendemo, siapa pun dapat menyanggahnya. Sanggahlah dengan argumentasi, tanpa memcari-cari kelemahan pihak pendemo,” demikian Muhammad

Jamiluddin Ritonga. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait