beritalima.com | Jaringan Alumni SMA (Jasma) se-Indonesia, suatu komunitas yang turut membantu masyarakat ketika terjadi bencana melanda wilayah Tanah Air, membagikan kebutuhan bahan pokok untuk warga terdampak bencana.
Wakil Ketua Jasma, Beben Benyamin mengatakan, komunitas tersebut mulai terbentuk sejak akhir tahun 2018. Motivasi mereka tergerak membentuk komunitas ini ialah meringankan beban dari masyarakat terdampak bencana.
“Terbentuk kegiatan sosial Jasma hanya spontanitas anggota yang merasa peduli dengan beberapa kejadian atau bencana,” kata Beben Benyamin melalui pesan tertulis, Minggu (18/10).
Mereka tercatat sudah beberapa kali berkontribusi dalam penanganan bencana yang menerjang sejumlah wilayah Indonesia. Di antaranya bencana tsunami yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda tahun 2018.
Terbaru, mereka ikut membantu masyarakat di sejumlah wilayah Jakarta yang kehilangan pekerjaan, akibat pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020.
“Untuk kegiatan sosial tergantung keadaan. Seperti tsunami di Pantai Carita Banten, banjir di Jakarta dan beberapa kejadian kebakaran. Serta Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta,” jelas Beben.
Proses penyaluran bantuan bencana yang mereka lakukan terbilang cepat, karena langsung turun ke lapangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Persiapan kita hanya dari anggota saja dan kita langsung ke titik sasaran. Dengan berkoordinasi para petugas atau aparat setempat. Penerimamya tentu saja masyarakat yang terdampak bencana,” imbuhnya.
Mereka memberikan sejumlah bahan kebutuhan pokok untuk para pengungsi. Selain itu, mereka juga mendonasikan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga kesehatan.
“Biasanya sembako isi beras, mi, minyak, gula dan makanan ringan. Terbaru kegiatan Jasma membagikan sembako kepada masyarakat dan APD untuk tenaga kesehatan dalam masa pandemi ini,” tutur Beben.
Dalam waktu dekat, mereka belum merencanakan kegiatan sosial yang akan dikerjakan. Tentu harapannya ke depan mereka konsisten berkontribusi membantu masyarakat di tengah bencana.
“Untuk waktu dekat belum ada rencana (kegiatan) karena proposal kegiatan kita di Pemprov DKI sementara ditunda dulu, sampai situasi Jakarta membaik. Harapan kita, Jasma dapat berbuat untuk masyarakat,” tandasnya.
Adapun anggota aktif Komunitas Jasma berjumlah ratusan orang. Mereka aktif berkomunikasi melalui wadah grup media sosial. Meski ketika diresmikan jumlah mereka jauh lebih banyak.
“Waktu pertama kali deklarasi Jasma ada kurang lebih 2.000 orang, tapi yang aktif berkomunikasi tinggal beberapa ratus saja. Kita mempunyai kesamaan dalam pemikiran dan pergaulan sehari hari,” cetusnya. (red)