PADANG, beritalima.com|
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi keberhasilan ekonomi kreatif di Jawa Timur yang saat ini berada di posisi kedua berkontribusi bagi ekonomi kreatif nasional.
Berdasarkan data dari Sekretaris Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI Nina Kurnia mengatakan Jawa timur memiliki pelaku ekonomi kreatif berkemampuan tinggi.
Hal tersebut dibuktikan dengan kontribusinya terhadap ekonomi kreatif nasional dengan capaian 20,85% dibandingkan dengan capaian nasional yang berada pada angka 14%. Sementara fashion menjadi kontributor ke-3 terbesar bagi industri ekonomi Kreatif Jawa Timur selain kuliner dan Griya.
“Alhamdulillah, Jawa Timur merupakan kontributor terbesar kedua bagi industri kreatif nasional dengan jumlah 20,85% yang merupakan pelaku kreatif berkemampuan tinggi, atau lebih tinggi dibandingkan persentase nasional sebesar 14%. Kami akan selalu berupaya membangun sinergi dan kolaborasi untuk memberikan support terbaik bagi para pelaku ekonomi kreatif Jawa Timur,” ujar Khofifah di sela-sela kegiatan misi dagang di Padang Sumatera Barat, Minggu (11/6/2023).
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, pelaku ekonomi kreatif di Jawa Timur didominasi oleh pelaku ekonomi kreatif yang berasal dari Surabaya dengan jumlah 142.438 unit usaha. Sehingga Surabaya memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menambah produktivitas ekonomi kreatif nasional.
Selain Surabaya, Khofifah mengatakan, Malang juga menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki predikat kota paling kreatif. Dimana selain sektor pariwisata yang menjadi andalan, Sumber Daya Manusia (SDM) nya juga memiliki kreatifitas yang luar biasa.
“Ini luar biasa, karena ada cross budaya dan ini yang menjadi alasan kenapa Kota Malang menjadi salah satu kekuatan ekotif Jawa Timur,” tandas Khofifah.
Tak hanya itu, Gubernur perempuan pertama Jatim tersebut juga mengatakan, jika fashion menjadi kontributor ke-3 terbesar bagi industri ekonomi Kreatif Jawa Timur selain kuliner dan griya.
Salah satunya batik dan pusat fashion di Indonesia ada di Kota Malang. Malang sebagai salah satu fashion capital di Indonesia yang menyelenggarakan fashion week dan terus berkembang.
“Kami mencoba memfasilitasi dan menginisiasi agar pelaku-pelaku usaha ekonomi kreatif dapat mengembangkan usahanya ke tingkat internasional,” paparnya.
Tentunya dengan melakukan kerjasama dengan berbagai negara. Dimana dikatakan Khofifah, salah satunya di sektor industri fashion, yang mana Jawa Timur saat ini telah bekerjasama dengan beberapa negara khususnya Korea Selatan.
“Tentunya ini kesempatan besar, karena seperti kita ketahui, Korea Selatan saat ini menjadi rujukan anak-anak muda, termasuk stylenya. Ini merupakan kesempatan yang luas bagi pelaku ekonomi kreatif fashion untuk men challange diri, tanpa melupakan unsur ke Jawa Timur an dalam produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat NU tersebut juga menambahkan, capaian tersebut juga tak lepas dari inovasi dan improvisasi dalam mengembangkan kualitas produk yang dihasilkan. Dimana menurutnya, Jatim memiliki pelaku ekonomi kreatif berkemampuan tinggi.
“Ini sesuai dengan tagline kita ‘Optimis Jatim Bangkit’, tentunya ini merupakan prestasi atas hasil dari sumberdaya manusianya yang kreatif, inovatif, luar biasa dan ini didukung dengan jumlah anak muda yang terus mengembangkan skill dan kemampuannya,” sambungnya.
Oleh karena itu, Khofifah mengajak seluruh stakeholder di Jawa Timur untuk memaksimalkan upaya ekonomi kreatif diberbagai sektor hingga tingkat internasional.
Apalagi, Pemprov Jatim juga turut dan terus memfasilitasi talenta ekonomi kreatif yang diminati anak muda. Salah satunya penyediaan ekosistem ekonomi kreatif seperti Millenial Job Center (MJC).
“Di era digital seperti saat ini, Pemprov Jatim memberikan sarana kreatif bagi generasi menial dengan menghadirkan banyak program seperti Millenial Job Center yang mendukung industri kreatif tumbuh dan berkembang ,” lanjutnya.
Dirinya berharap fasilitas yang dibangun oleh Pemprov Jatim dapat dimanfaatkan luas oleh masyarakat. Menurut Khofifah, hal ini merupakan tugas pemerintah untuk memaksimalkan adanya wadah fasilitas pengembangan ekonomi kreatif.
“Apalagi sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berbasis ekonomi kreatif di Singosari Malang. KEK ini bahkan memiliki cluster animasi yang menggandeng beberapa studio. Selebihnya, penggunaannya ada di tangan anak-anak muda,” harapnya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga saat ini didukung dengan adanya Portal Ekonomi Kreatif atau Porekraf. Dimana portal ini merupakan sebuah inovasi dalam memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif di Jawa Timur untuk menopang ketahanan ekonomi masyarakat, memajukan pembangunan, mengembangkan inovasi, kreatifitas dan daya saing.
Khofifah berharap, program ini semakin menghasilkan wujud dan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Utamanya, juga menciptakan berbagai lapangan pekerjaan.
“Saat ini sudah ada 29 Kabupaten/ Kota yang tergabung, dengan user aktif melakukan proses bisnis sebanyak 222 dan produk aktif yang telah diposting sebanyak 234,” ucapnya.
Ia menambahkan, Portal Ekonomi Kreatif atau Porekraf merupakan sebuah inovasi penyajian data base ekonomi kreatif Jawa Timur yang menampilkan potensi ekonomi kreatif kabupaten/kota se Jawa Timur secara mendetail.
Tidak hanya produk makanan, bahkan pda portal ini masyarakat dapat mengakses kebutuhan Sub Sektor Ekonomi Kreatif lainnya, diantaranya yakni aplikasi dan permainan, fashion, animasi dan video dan lain sebagainya.
Dimana dapat diakses melalui porekraf.jatimprov.go.id.
Tak dipungkiri, mantan Menteri Sosial RI tersebut mengatakan, perkembangan industri kreatif juga tak lepas akan adanya sumber daya manusia yang melek teknologi.
“Teknologi informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan hampir semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis digital,” bebernya.
Oleh karena itu Khofifah berpesan, kolaborasi dan inovasi menjadi langkah efektif untuk memajukan industri kreatif di Jawa Timur.
Selain itu, lingkungan yang dinamis dan fleksibel juga diperlukan untuk mencetak para ekonomi kreatif. Salah satunya yakni aglomerasi ekonomi kreatif dan memberi citra yang baik kepada pasar kreatif.
Khofifah menambahkan, diperlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai stakeholder untuk membangun ekosistem yang menghasilkan sumbangsih pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mari kita terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kreatif secara berkelanjutan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Khofifah.(Yul)