SURABAYA, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf berharap instalasi pengolah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Dawarblandong, Mojokerto bisa beroperasi pada 2018 atau paling lambat awal 2019.
“Kalau fasilitasnya selesai, masalah limbah B3 di Jatim bisa teratasi secara bertahap,” kata Gus Ipul seusai Seminar Limbah B3 di Hotel Mercure, Surabaya, Rabu 13 Desember 2017.
Pembentukan instalasi pengelolaan limbah terpadu di Mojokerto, saat ini masih dalam proses, lahannya sedang disiapkan dan izin dari pusat sudah turun. Diharapkan pembangunan fisik bisa segera dimulai.
Instalasi pengelolaan limbah terpadu ini kebutuhan mendesak. Data dari KLH saat ini potensinya di Jatim itu 400 juta ton, sementara yang tercatat baru 170 juta ton, 150 juta ton limbah di antaranya dari Paiton. Padahal di Jatim, ada 800 ribu perusahaan, tapi yang tercatat perusahaan yang melaporkan baru sedikit.
Instalasi pengolah limbah B3 di Mojokerto, nantinya akan berfungsi untuk mengelola, mengolah dan memanfaatkan limbah B3. Selama ini, di Indonesia pengolah limbah B3 hanya ada di Cilengsi, Jawa Barat. Di Jawa Timur sendiri hanya ada PT PRIA di Mojokerto, namun PT PRIA ini hanya mengelola saja.
Saat ini, dari limbah yang tercatat, baru 40 persen saja yang dikirimkan ke Cilengsi.
“Jika pengolah B3 tidak segera beroperasi, akan jadi masalah besar. Nanti bisa mencemari sungai, sumur dan mencemari lingkungan. Tidak bisa dibayangkan jika air minum yang dikonsumsi masyarakat tercemar limbah B3,” katanya.
