Semarang, beritalima.com| – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) memetakan potensi Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi dengan basis pekerja migran Indonesia (PMI) yang kuat dan berbasis kompetensi di Internasional.
Pemetaan ini dilakukan seiring penguatan kebijakan penempatan PMI ke berbagai negara tujuan, termasuk Amerika dan Eropa.
Direktur Jenderal Penempatan KemenP2MI Ahnas mengatakan PMI asal Jawa Tengah menunjukkan karakter kelompok yang solid, terorganisasi, dan relatif bertahan di negara tujuan.
“PMI asal Jawa Tengah mudah dikenali dan memiliki pola kelompok yang kuat, termasuk di Amerika dan Eropa,” ujar Ahnas saat audiensi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Kantor BP3MI Jawa Tengah (29/12).
Menurut Ahnas, karakter tersebut menjadi modal strategis bagi pemerintah dalam memperkuat kebijakan penempatan PMI berbasis pendidikan dan kompetensi. Saat ini, KemenP2MI mengarahkan penempatan PMI, khususnya pada sektor formal, dengan mengacu pada standar kompetensi kerja.
“Penempatan ke berbagai negara, baik Amerika, Afrika, Eropa, maupun sektor domestik, kini dirancang berbasis kompetensi,” terangnya.
Ia menambahkan, sektor pekerja rumah tangga (domestic worker) juga mulai diwajibkan memenuhi standar kompetensi tertentu. Meski masih terdapat beberapa sektor yang menjadi pengecualian, secara umum kebijakan penempatan PMI mengarah pada pemenuhan standar kerja terukur.
Dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, KemenP2MI memperkuat koordinasi dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) serta memperluas sosialisasi penempatan PMI berbasis kompetensi ke sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah.
Namun demikian, Ahnas menegaskan kebijakan ini tidak menyasar siswa yang masih berstatus pelajar, melainkan lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan dan mengikuti pelatihan, penguatan bahasa, serta peningkatan keterampilan.
Sementara Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KemenP2MI Dwi Setiawan Susanto menyebut minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri saat ini masih tinggi dengan pilihan sektor yang semakin beragam.
“Peminat kerja ke luar negeri datang dari berbagai sektor, mulai dari hospitality, caregiver, hingga pengemudi truk,” ujar Dwi.
Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Turki masih menjadi negara tujuan utama. Ke depan, KemenP2MI membuka peluang diversifikasi negara tujuan seiring pengembangan kerja sama dan skema penempatan.
Dari sisi daerah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Ahmad Aziz menekankan pentingnya penyiapan calon PMI secara terstruktur dan berkelanjutan.
Ia menilai penguatan ekosistem pendidikan, pemetaan minat, serta pemahaman kebutuhan pasar kerja luar negeri menjadi prasyarat utama, khususnya untuk negara tujuan seperti Jepang dan Jerman.
“Penyiapan ke Jepang rata-rata membutuhkan waktu sekitar lima bulan, sementara ke Jerman bisa mencapai sembilan bulan dan memerlukan pelatihan lanjutan,” ucap Aziz.
Menurutnya, masih terdapat kesenjangan antara kurikulum pendidikan formal dan kurikulum lembaga pelatihan kerja.
Jurnalis: abri/dedy








