Jawa Tengah Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

  • Whatsapp
BNPB ingatkan Jawa Tengah siaga darurat bencana (foto: BNPB) Hidrometeorologi

Pekalongan, beritalima.com| – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengingatkan Pemda maupun masyarakat, terkait kondisi Jawa Tengah (Jateng) kini dalam situasi siaga darurat bencana hidrometeorologi (bencana yang disebabkan dari atmisfer, air dan lautan).

Suharyanto mengatakan hal tersebut saat mengunjungi dan memberikan bantuan langsung  pascakejadian bencana banjir dan tanah longsor (bansor) di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan (22/1).

Kepala BNPB soroti wilayah Jateng yang telah masuk dalam siaga darurat bencana hidrometeorologi basah. Menurut data per Rabu (22/1), ada lima wilayah di Jateng terdampak bencana seperti Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Kendal, Batang dan Demak.

Selain korban jiwa, bencana tersebut juga telah menimbulkan kerusakan infrastruktur hingga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Kepala BNPB meminta kepada seluruh perangkat pemerintah daerah, dunia usaha, media massa, komunitas dan masyarakat dapat bersinergi dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan.

Menurut Suharyanto, dengan sinergi yang kuat, maka bencana dapat dicegah atau paling minimal dapat dikurangi dampaknya. Sebaliknya, jika hal itu tidak terwujud, maka bencana dapat terjadi dan berdampak kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

Dari bencana di Pekalongan, data per Rabu (22/1), jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor mendi 21 orang, 5 orang dalam pencarian, 13 orang luka dan mendapat rujukan, 2 luka ringan serta kurang lebih 159 orang mengungsi.

Selain penemuan korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia, pengurangan jumlah korban hilang tersebut juga dikarenakan nama tersebut telah ditemukan dalam kondisi hidup dan bukan menjadi bagian dari korban yang terdampak runtuhan material. Hal itu sebagaimana yang telah dikonfirmasi petugas Posko Antemortem melalui kepala desa.

Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan 27 rumah rusak berat, 5 jembatan rusak, 3 akses jalan tergenang, tanggul jebol dan 3 kendaraan rusak berat. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan.

Melalui status tersebut, beberapa unsur dari pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten dan lainnya memberikan dukungan sumber daya dan hal lain yang dibutuhkan. BNPB sendiri telah memberikan bantuan penanganan darurat bencana senilai Rp 289.500.000 dengan rincian Dana Siap Pakai (DSP) operasional 200 juta rupiah, sembako 200 paket dan makanan siap saji 100 paket.

Suharyanto mempercayakan untuk memimpin operasi pencarian dan pertolongan di Pekalongan kepada Basarnas sebagai leading sektor, sesuai standar operasional prosedur yang berlaku selama tujuh hari. Jika dalam kurun waktu tujuh hari masih belum ditemukan, maka pihak keluarga diberikan pilihan untuk meminta upaya pencarian lanjutan.

Oleh sebab itu, seluruh stakeholder yang terkait dalam upaya penanganan darurat harus dapat bekerja semaksimal mungkin. BNPB akan berkomitmen memberikan dukungan sumber daya di lapangan untuk operasi pencarian dan pertolongan.

Jurnalis: Abri/Rendy

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait