Jawa Timur Menuju Indonesia Mini Dunia Pendidikan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Dalam Seminar Kebangsaan bertajuk ”Penguatan Pembauran Kebangsaan dan Pemantapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Wujud Bela Negara di Masa Pandemi Covid-19″, DR. Ir. Wahid Wahyudi MT yang mendapat kehormatan sebagai pemateri utama dengan memaparkan “Kebijakan Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Di Era Pandemi Covid-19”.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur ini menegaskan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM). Dia mengungkapan, SDM negeri ini masih tergolong tertinggal, belum mampu secara maksimal mengelola Sumber Daya Alam. “Sekarang ini kita masih harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan kita,” ujar dia dalam seminar yang digelar Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Timur bekerjasama dengan Alumni Taplai Kebangsaan Lemhannas RI Jawa Timur di Aria Centra Hotel Surabaya, Jumat (18/12/2020).

Dalam kondisi demikian, dunia pendidikan di negeri ini termasuk salah satu sektor yang mendapat tantangan berat dengan adanya wabah Covid-19, yang akhirnya turun kebijakan untuk menerapkan daring atau secara online guna memutus mata rantai sebaran virus tersebut.

Menurutnya, ada sisi kelebihan dan kekurangan terkait sistem pendidikan tatap muka dan jarak jauh. Untuk itu, Dinas Pendidikan Jawa Timur berinovasi membuat kebijakan di era normal baru saat ini agar mutu pendidikan jarak jauh atau via daring tidak kalah jauh dengan pendidikan tatap muka.

Ini memang tantangan berat. Satu sisi kita harus berusaha menghentikan sebaran Covid, sisi lain pendidikan harus tetap jalan. Dan, banyak sekali keluhan masyarakat tentang penerapan pendidikan secara daring. Ini memang tidak bisa optimal. Daya tangkap siswa tidak maksimal, sehingga dikuatirkan SDM kita terus merosot apabila pembelajaran tatap muka (PTM) tidak segera dilakukan.

Gubernur Jawa Timur akhirnya mengijinkan untuk siswa setingkat SMA dapat mulai pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 nanti, tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Mulai Januari 2021, Ibu Gubernur Jawa Timur mengijinkan untuk siswa setingkat SMA dapat mulai pembelajaran tatap muka (PTM) pada Januari 2021 mendatang, tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Wahid. “Mulai Januari 2021 daerah dipersilahkan mengambil kebijakan apabila diperlukan pembelajaran tatap muka,” jelasnya.

Yang perlu diketahui, mengutip pernyataan para pakar, Wahid menjelaskan bahwa setelah Covid nanti hilang, kita tidak akan kembali seperti masa sebelum hadirnya Covid. “Kita akan memasuki era baru, sehingga di dunia pendidikan Jawa timur akan kita tingkatkan dan sentralnya adalah digitalisasi,” terangnya.

“Jadi program prioritas pembangunan pendidikan di Jawa Timur tahun 2021 nanti berfokus di Digitalisasi. Karena kita sudah tidak bisa menghindar dari teknologi digital,” tandasnya.

Pendidikan di Jatim khususnya harus mampu menghadapi berbagai tantangan kedepan, yakni era disrupsi. ”Dulu semua aktivitas kita lakukan secara fisik, namun sekarang banyak yang harus kita lakukan secara online. Dan ini harus bisa dilakukan seluruh masyarakat. Di dunia pendidikan juga seperti itu,” terang Wahid.

Tantangan berikutnya adalah Globalisasi. Artinya pendidikan di Jawa Timur tidak harus hanya berstandar nasional, tetapi juga harus berstandar internasional.

Sekarang ini, masih menurut Wahid, lulusan SMA dan SMK banyak yang melanjutkan belajar maupun bekerja di berbagai negara. Dan itu tidak hanya dilakukan siswa di perkotaan, tetapi juga yang jauh dari perkotaan.

Dispendik Jatim juga menyiapkan sebuah era new normal yang dihadapi oleh siswa-siswi kita. Siswa harus mampu menghadapi media sosial yang cukup besar pengaruhnya baik positif dan negatifnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat perlu untuk dikembangkan. Pendidikan karakter ini melingkupi religius, nasionalisme, gotong-royong, integritas maupun kemandirian.

Menyongsong era new normal, dunia pendidikan di Jawa Timur sudah ditetapkan SOP (Standard Operating Prosedur). Bagaimana siswa mulai berangkat dari rumah ke sekolah, masuk sekolah, proses belajar mengajar, kelengkapan sarana prasarana, sampai siswa pulang kembali. ”Kita sudah atur SOP-nya dalam hal protokol kesehatan,” lanjutnya.

Wahid juga mengungkapkan, Jawa Timur ingin membuat percontohan atau Indonesia mini di dunia pendidikan. Jika di Magelang ada SMA Taruna Nusantara, di Jawa Timur ada SMA Taruna Bhayangkara di Banyuwangi, bekerjasama dengan pihak Kepolisian, kemudian ada SMA Taruna Nala di Malang, bekerjasama dengan pihak TNI Angkatan Laut, di Kediri ada SMA Taruna Brawijaya yang bekerjasama dengan TNI Angkatan Darat, dan juga ada SMA Taruna Angkasa di Madiun bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara.

”Ini sangat bagus. Kenapa kita kerjasama dengan pihak eksternal TNI dan Polri, karena kita sungguh-sungguh ingin membangun agar siswa memiliki karakter yang tangguh dan memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi. Jadi cermin pendidikan di Indonesia bisa dilihat SMA-SMA Taruna yang ada di Jawa Timur dan Magelang,” pungkas Wahid. (Ganefo)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait