SURABAYA, beritalima.com | Alokasi pupuk bersubsidi Provinsi Jawa Timur pada tahun ini sebanyak 2.804.823 ton, naik 454.864 ton dibandingkan tahun lalu.
“Pada tahun lalu Jawa Timur mendapat alokasi sekitar 2,3 juta ton pupuk bersubsidi,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo, kemarin.
Akan tetapi, meski secara total mengalami kenaikan, di tahun 2021 ini untuk pupuk urea ada pengurangan jatah 19.142 ton, sehingga dari 967.612 ton tahun lalu menjadi 948.470 ton tahun ini.
Kemudian, untuk pupuk ZA juga turun 14.084 ton, atau dari 358.560 ton menjadi 344.474 ton, dan alokasi pupuk organik granul turun 53.568 ton, atau dari 324.282 ton menjadi 270.714 ton.
“Ini ada kenaikan, karena ada pupuk organik cair, khusus di 2021 sebesar 517.609 liter. Jadi totalnya memang naik, tapi ada tiga item yang turun, dan ini sudah didistribusikan ke kabupaten/kota,” jelasnya.
Hadi mengaku tidak mengetahui alasan pemerintah pusat mengurangi jatah pupuk urea untuk Jatim, padahal merupakan pupuk yang cocok dengan pertanian di Jatim.
“Semua adalah kebijakan dari pusat, jadi kami tidak tahu kenapa kok jatah pupuk urea untuk Jatim menurun. Kami tugasnya hanya mendistribusikan alokasi yang dari pusat ke kabupaten/kota, dan itu sudah dilakukan,” katanya.
Namun demikian, Hadi membantah ada kelangkaan di tingkat bawah. Menurutnya, yang terjadi adalah terkadang petani menariknya lebih dari target.
“Misalnya jatah pupuk Februari diambil, lalu petani mengambil lagi untuk Maret. Sehingga untuk ngambil lagi di bulan berikutnya malah dibilang langka, padahal itu sudah diambil semua,” terangnya. “Karena mungkin ketakutan. Kalau sesuai jadwal, tidak akan terjadi seperti itu,” tambahnya. (Gan)