JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Dr H Jazuli Juwaini mendesak Presiden Perancis, Emmanuel Macron segera menyampaikan permintaan maaf kepada umat Islam dunia dan mengubah sikap dan pandangannya yang melegalkan karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Menurut Jazuli, langkah itu bisa meredakan kegaduhan dan menjadi titik balik mempromosikan kedamaian dunia.
“Kegaduhan karikatur Nabi Muhammad bisa selesai jika Macron dengan besar hati meminta maaf kepada umat Islam dunia atas sikap dan pandangannya yang mendukung dan mengizinkan penyebaran karikatur penghinaan kepada Nabi Muhammad,” ujar Jazuli kepada Beritalima.com, Kamis (5/11) pagi.
Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan dan Luar Negeri ini mengatakan, sebagai pemimpin negara modern, Macron seharusnya menghormati dan memedomani prinsip-prinsip Hak Azazi Manusia (HAM) Universal. Agama dan keyakinan merupakan HAM yang harus dihormati dalam rangka menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
Untuk itu setiap warga dunia harus mengembangkan sikap toleransi dan tidak menyinggung agama dan keyakinan lain. Kebebasan berekspresi selalu punya batasan yaitu penghormatan terhadap keyakinan dan tidak melukai perasaan umat lain.
“Ada perbedaan mendasar antara kebebasan dan kesengajaan untuk menghina, mengolok-olok dan merendahkan. Apalagi hal itu ditujukan kepada Nabi yang sangat dimuliakan oleh 1,9 miliar umat Islam dunia,” ungkap wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Banten tersebut.
Menurut Wakil Presiden Forum Parlemen Muslim Dunia tersebuti, Macron harusnya mencontoh sikap pemimpin dunia lainnya yang tegas tidak akan mengizinkan penerbitan karikatur penghinaan kepada Nabi Muhammad seperti yang diekspresikan Pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Tidak ada kebebasan yang tanpa batas, apalagi sampai melukai umat Islam dunia. “Bersikaplah gentlement Presiden Macron dengan meminta maaf kepada umat Islam dunia. Selanjutnya, mari promosikan ketertiban dan perdamaian dunia dengan mendukung kebebasan yang bertanggung jawab, yang tidak melukai umat Islam dunia dan umat agama manapun,” demikian Dr Jazuli Juwaini. (akhir)