Jelang Hari Anak, DP3AK Jatim: Lawan Stunting Dengan Makanan Bergizi Penting

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, dinilai oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur sebagai momentum reminder menguatkan kesehatan, yaitu melawan stunting.

Diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim Andriyanto, secara virtual pada 14/7, bahwa prevalensi stunting di Jatim sebesar 26,8 persen.

“Stunting terjadi karena dampak kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan. Kerusakan yang terjadi mengakibatkan perkembangan anak yang irreversible (tidak bisa diubah), anak tersebut tidak akan pernah mempelajari atau mendapatkan sebanyak yang dia bisa,” katanya.

Ia menambahkan studi-studi saat ini menunjukkan bahwa anak stunting sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang turun, dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Artinya anak stunting menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi dewasa yang kurang pendidikan, kurang sehat, dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular.

“Oleh karena itu, anak stunting merupakan prediktor buruknya kualitas sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya menurunkan kemampuan produktif masyarakat pada masa yang akan datang,” pungkasnya.

Persoalan stunting tersebut juga dinilai menjadi persoalan yang tidak bisa diabaikan oleh para orang tua maupun calon orang tua. Dijelaskan oleh ning Lia Istifhama, Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, bahwa isu stunting tidak serta merta dapat diabaikan, terlebih di situasi pandemi.

“Dalam situasi sekarang, seyogyanya kita tidak hanya mengantisipasi lonjakan Covid 19, melainkan juga angka prevalensi stunting. Hal ini penting karena stunting menyangkut perkembangan kesehatan generasi penerus bangsa. Tentunya, untuk mengantisipasi anak yang lahir dengan kondisi stunting, maka penting penguatan gizi, terutama bagi calon orang tua.”

Urgensi penguatan gizi tersebut, dijelaskan oleh ning Lia, sebagai salah satu perhatian dari Perempuan Tani HKTI, mengingat asupan gizi banyak didominasi oleh sumber daya hayati, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait