JAKARTA, Beritalima.com– Agun Gunandjar Sudarsa mengaku prihatin dan khawatir dengan dinamika internal Partai Golkar menjelang Musyawarah Nasional (Munas) partai berlambang ‘Pohon Beringin’ tersebut di Jakarta, 4-6 Desember 2019.
Persoalannya, Munas tersebut bukan hanya memiliki agenda utama untuk memilih siapa yang bakal menjadi Ketua Umum atau nakhoda dan membahas program Partai Golkar untuk lima tahun ke depan tetapi karena kandidat calon Ketua Umum yang pragmatis.
Seperti diketahui, beberapa pekan menjelang Munas, sudah beredar nama dua calon yang bakal bersaing untuk memimpin Partai Golkar lima tahun ke depan yakni Airlangga Hartarto selaku petanaha dan Bambang Soesatyo. Selain petahana, Airlangga juga merupakan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Kabinet Indonesia Maju (KIM) dan Bambang adalah Ketua MPR RI 2019-2024.
Agun menganggap kedua calon yang juga juniornya di Partai Golkar tersebut seperti tidak memiliki gagasan untuk mengembalikan partai penguasa Orde Baru tersebut sebagai partai ide dan partai kader.
Jika kondisi itu terus berlanjut, kata wakil rakyat dari Dapil X Jawa Barat ini kepada Beritalima.com di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/11), dirinya khawatir Partai Golkar bakal terpuruk pada pemilu 2024.
Pada pemilu 2019, Partai Golkar hanya menduduki posisi kedua dengan perolehan kursi cukup mencolok dibandingkan dengan PDIP. “Jangan sampai tercatat pada pemilu 2024 Partai Golkar semakin terpuruk. Saya identikkan jadi seperti dinosaurus, punah,” kata Agun.
Menurut Agun, Golkar terpuruk jika perolehan suaranya anjlok ke urutan kelima atau keenam dari yang sebelumnya pernah menjadi pemenang pemilu. Agun juga mengungkit perolehan suara Golkar yang terus turun sejak Pemilu 2004.
Pada pemilihan legislatif 2004, Golkar meraih 21,58 persen suara dan 128 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Angka ini terus turun menjadi 14,45 persen (107 kursi) di pileg 2009, kemudian 14,75 persen (91 kursi) di pileg 2014, dan 12,31 persen (85 kursi) di pileg 2019.
“Saya belum memiliki optimisme di 2024 Partai Golkar maju di bawah dua orang ini. Apakah bisa dalam lima tahun merancang Golkar kembali sebagai partai ide,” kata Agun yang sudah enam periode dipercaya masyarakat Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar sebagai wakil rakyat.
Pria kelahiran Bandung, 13 Nopember 1958 tersebut menilai, kepemimpinan Partai Golkar dibawah Airlangga sampai hari ini belum menunjukkan wajah Golkar sebagai partai ide. Agun mencontohkan, di bawah Aburizal Bakrie sebelumnya Golkar kerap merespons serta mengkritik kebijakan pemerintah secara resmi.
Agun pun mengakui Airlangga berada dalam posisi sulit lantaran Golkar mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. “Justru itulah saya tidak yakin dia mampu menjalankan lima tahun ke depan ketika dia memegang posisi Menko (Perekonomian) dan ketum partai,” kata dia.
Pada sisi lain, Agun juga menilai Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet juga memiliki sejumlah catatan. Apalagi Bamsoet saat ini juga sudah menjabat sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun, Agun tidak menyebutkan catatan yang dimaksud. (akhir