Jelang Pilpres 2024, Pengamat: Puan dan Ganjar Minim Prestasi Nasional

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Sulit menilai mana yang lebih berprestasi antar Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Gubernur Jawa Yengah, Ganjar Pramono

. Baik Puan maupun Ganjar sama-sama minim prestasi.
Keduanya, kata pengamat komunikasi politik, Muhammad Jamiluddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Jumat (1/9) siang, belum mempunyai rekam jejak yang moncer di level nasional.

Selama dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), tidak terdengar gebrakan yang monumental dari Puan. Kebijakan yang diambilnya juga tidak membuat decak kagum masyarakat.

 

Revolusi mental yang waktu menteri menjadi tugas dan fungsi Puan, juga tidak berjalan. “Tidak jelas capaian revolusi mental selama ditangani Puan. Bahkan sampai saat ini gaungnya saja sudah tidak terdengar,” kata akademisi ini.

 

Selama jadi Ketua DPR RI, lanjut bapak dua putra ini, juga belum terlihat dan terdengar prestasi Puan. DPR RI seolah hanya berjalan rutinitas saja. “Bahkan dari tiga tugas pokok DPR RI, fungsi legislasi dinilai paling lemah selama dipimpin Puan.”

 

Elektabilitas Ganjar dari berbagai hasil survei memang moncer dibandingkan dengan Puan. Namun, selama dipercaya menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar juga belum menunjukan kapasitasnya sebagai pemimpin nasional.

Ganjar tampaknya masih sebagai pemimpin lokali.

Pestasi yang diperlihatkan Ganjar selama menjadi gubernur juga belum ada yang monumental. “Belum terlihat kebijakan yang diambilnya berimbas untuk kemajuan nasional,” kata pria yang akrab disapa Jamil ini.

 

Kalau pun harus dinilai, Ganjar memang lebih baik dibandingkan dengan Puan dari segi elektabilitas. Namun, melihat sepak terjang lembaga survei belakangan ini, tampaknya wajar bila hasil survei diragukan validitasnya.

 

Jadi, lanjut Jamil, Puan dan Ganjar dilihat dari prestasi tampaknya seimbang. Keduanya sama-sama kurang berprestasi di level nasional.

Karena itu, wajar kalau DPP PDIP nantinya akan lebih memilih Puan daripada Ganjar pada Pilpres 2024.

Puan, meskipun kurang berprestasi, namun sudah memimpin di level nasional. Sementara Ganjar hingga saat ini masih lokalit.

Selain itu, Puan salah satu trah Soekarno. Nama Soekarno tampaknya masih bisa dijual untuk mendulang suara bila Puan maju pada Pilpres mendatang.

 

Hal terpenting, bagi Megawati, kalau Puan tidak dimajukan pada Pilpres 2024, peluang lenyapnya trah Soekarno akan besar. “Tentu hal ini tidak dikehendaki Megawati dan petinggi PDIP yang diuntungkan bila trah Soekarno masih tetap eksis di PDIP,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga, (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait