JATIM, beritalima.com – Menjelang Bulan Ramadhan harga gula pasir di Jawa Timur melambung. Semula harga dikisaran Rp. 12.000,-perkilo tetapi dua hari terakhir harga tersebut naik hingga mencapai Rp. 16.000,- perkilo.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain tingginya permintaan karena masyarakat banyak menggunakan gula pasir untuk bahan makanan atau jajanan, dan pedagang mengambil keuntungan yang banyak.
Menurut Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, apabila kenaikan harga gula tersebut dibiarkan maka akan terjadi peningkatan inflasi yang luar biasa di wilayah Indonesia Bagian Timur dan Kalimantan. Karena Jawa Timur merupakan kekuatan dan barometer perekonomian di wilayah Indonesia Timur dan Kalimantan.
Oleh sebab itu Gubernur meminta kepada seluruh stake holder, antara lain PT. Perkebunan Nusantara X – PTPN XI, RNI (Rajawali Nusantara Indonesia), Asosiasi Pengusaha Gula Indonesia, secara bersama-sama membantu pemerintah agar harga gula menjadi Rp. 12.000,- perkilo atau bahkan dibawahnya sesuai dengan permintaan Presiden RI.
Permintaan tersebut disampaikan gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo pada rapat pembahasan Distribusi dan Pengembangan Harga Gula Pasir di Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (25/5) malam.
Pada rapat tersebut akhirnya dapat disepakati secara bersama bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama stake holder akan mengendalikan harga gula pasir sesuai dengan permintaan pemerintah, dengan cara melakukan efisiensi.
Efisiensi tersebut antara lain dengan pengurangan keuntungan, memotong jalur-jalur distribusi yang tidak efisien, serta mengadakan operasi pasar secara besar-besaran dan terus menerus hingga ramadhan.
“Saat ini persediaan gula pasir masih tersisa sebanyak 21 ribu ton, yang akan dipakai untuk opearsi pasar di 78 gerai atau pasar se Jatim secara terus-menerus,” jelas Pakde Karwo.
Menurut Direktur Utama PTP X – PTP XI Ir. Subiyanto yang ikut mendampingi Pakde Karwo pada malam itu, efisiensi dapat dilakukan dengan cara menurunkan HPP gula pasir dari Rp. 8.000,-perkilo menjadi Rp. 6.700,- sampai Rp. 7.000,- perkilo. Dengan demikian PTPN dapat menjual kepada user seharga Rp.9.000,- perkilo include PPn.
Menurutnya, sisa gula pasir yang ada di gudang sebanyak 21 ribu ton akan dipergunakan untuk pelaksanaan operasi pasar sambil menunggu musim giling. Artinya, sangat mungkin di pertengahan Bulan Juni 2016, PTPN X – PTPN XI dapat menyediakan gula pasir sebanyak 40ribu ton gula pasir, sementara konsumsi mencapai 1500 ton per hari.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula Indonesia Piko Nyoto Setiadi mengatakan untuk menekan harga gula pasir di Jatim selain pengurangan keuntungan, efisiensi jalur distribusi, juga akan memperkuat suplay gula pasir di masyarakat dengan jalan melakukan operasi pasar secara terus-menerus.. (**).