KEPULAUAN SULA,beritaLima,com | Seorang anggota TNI Kodim 1510/Sula, Ahmad Ismail Lajidu (32) yang korban terkaman buaya di perairan dekat Desa Paratina, Kecamatan Sulabesi Barat akhirnya ditemukan.
Korban ditemukan Tim SAR pada Selasa (4/10/2022), sekitar pukul 09.00 WIT dalam keadaan meninggal dunia.
Koordinator Unit Siaga SAR Sanana, Rudin Jasroji menjelaskan, jenazah korban ditemukan di perairan Desa Paratina, lokasi hilangnya sejak 3 hari lalu.
Korban dinyatakan hilang saat menyelam dan memanah ikan bersama dua rekannya, Praka Budiarjo Umasugi dan Ongen, warga Desa Wai Ipa. Saat itu, kedua rekannya mengaku melihat korban diserang seekor buaya.
Tujuan korban untuk memanah ikan di sekitar perairan desa tersebut bersama kedua rekannya Praka Budiarjo Umasugi dan Ongen, “Ditengah memanah, satu orang atas nama Ahmad Ismil La Hardjilun dilihat sudah diterkam oleh buaya, ‘ucapnya.
Diketahui, pada Minggu 02 Oktober 2022 Pukul 17.00 Wit di Desa Paratina, Kecamatan Sulabesi Barat telah hilang Serda Ahmad Ismil La Hardjilun, Jabatan Ba Kodam XVI/Pattimura yang baru selesai pelantikan Cabareg pada 26-09-2022
Kemudian kembali ke Kabupaten Kepulauan Sula untuk menjemput isteri dan dua orang anaknya yang masih berada di Asrama Kodim 1510/Sula pada saat melakukan panah atau menyelam mencari ikan bersama dengan Praka Budiarjo Umasugi dan Saudara, Ongen Soamole.
Menurut Keterangan Praka Budiarjo Umasugi pada pukul 11.30 Wit Praka Budiarjo Umasugi dan Saudara Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun berangkat bersamaan menuju Desa Malbufa dengan maksud untuk menyelam atau panah ikan dengan menggunakan 2 buah SPM Yamaha Fino dan Yamaha Vario.
Kemudian pukul 11.50 Wit Praka Budiarjo Umasugi, Sdr. Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun tiba di Desa Malbufa kemudian langsung menyiapkan alat untuk menyelam/panah ikan.
Setelah menyiapkan alat menyelam, Praka Budiarjo Umasugi dan Saudara Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun menuju laut untuk memanah ikan dan mendapat beberapa ekor ikan
Selama menyelam di Pantai Malbufa selama kurang lebih 1 jam 30 menit keadaan aman dan tidak ada kendala. Setelah itu karena melihat air keruh akhirnya Praka Budiarjo Umasugi dan Saudara Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun memutuskan untuk melanjutkan memanah di Desa Paratina.
Dan pada pukul 14.20 Wit Praka Budiarjo Umasugi dan saudara Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun melanjutkan perjalanan menuju Desa Paratina dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dikarenakan medan dan jalan yang rusak.
Sekitar pukul 14.50 Wit Praka Budiarjo Umasugi dan saudara, Ongen dan Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun tiba di Desa Paratina, kemudian melihat situasi sekitar, sehingga terlihat seekor buaya, dan saudara Ongen mengatakan bahwa “Abang
da usah turun lagi, ada buaya disana”, mendengar saudara Ongen mengatakan hal tersebut
Serda Ahmad Ismil La Hardjilun mundur sekitar 10 langkah menuju motor, kemudian kembali lagi dan mengatakan ” tidak apa-apa disini tidak ada buaya, saya bisa tempat bapanah disini, mari kita turun sudah” setelah itu Serda Ahmad Ismil La Hardjilun langsung menuju laut dan melakukan penyelaman untuk mencari ikan, sedangkan Praka Budiarjo Umasugi dan saudara Ongen tidak ikut untuk menyelam bersamaan dikarenakan takut dan mempunyai firasat yang tidak enak sambil mengontrol buaya yang terlihat diatas air laut.
Sekira 5 menit kemudian dikarenakan sudah berjanjian sebelum berangkat untuk mencari ikan di Paratina, kemudian Praka Budiarjo Umasugi dan Sdr. Ongen juga ikut meyusul Serda Ahmad Ismil La Hardjilun. Setelah turun dan masih sempat bersama diseputaran kayu yang mengapung selama beberapa menit.
Kemudian Serda Ahmad Ismil La Hardjilun memisahkan diri dan jarak Serda Ahmad Ismil La Hardjilun terlalu jauh dari Praka Budiarjo Umasugi dan Sdr. Ongen sekitar kurang lebih 200 meter akhirnya Praka Budiarjo Umasugi dan saudara Ongen menyelam tidak terlalu jauh karena takut setelah melihat buaya tersebut.
Berselang 15 menit, ada seorang masyarakat Desa Bajo datang memberitahukan dan mengatakan “Woe ada buaya yang makan orang disana” mendengar perktaan tersebut,langsung Praka Budiarjo Umasugi dan sudara Ongen bergegas langsung naik ke body bersama warga yang menyapikan
hal itu, dan menuju kearah buaya untuk melihat situasi yang ada.
Setelah tiba disekitar buaya tersebut Praka Budiarjo Umasugi dan Ongen bersama masyarakat Bajo sedang melihat buaya sedang mengunyah dengan mulut penuh dengan darah dan seputaran buaya terdapat banyak darah dan pelampung serta alat panah Serda Serda Ahmad Ismil La Hardjilun.
Melihat hal tersebut Praka Budiarjo Umasugi, Saudara Ongen dan masyarakat Bajo langsung mengikuti buaya dengan maksud untuk memanah buaya, akan tetapi buaya sudah menyelam kedalam air dan tidak bisa terlihat lagi, dan akhirnya Praka Budiarjo Umasugi, dan Ongen serta masyarakat Bajo memutuskan untuk kembali ke darat.
Setelah tiba didaratan, Praka Budiarjo Umasugi meminta tolong kepada masyarakat Bajo bersama dengan Ongen untuk kembali mencari Serda Ahmad Ismil La Hardjilun, kemudian Praka Budi kembali menuju Posko Kodim 1510/Sula untuk melaporkan hal tersebut kepada Pasi Intel dan Dandim 1510/Sula.
Kodim 1510/Sula segera melaksanakan koordinasi dengan pihak Polres Kepulauan Sula dan Tim Basarnas untuk melakukan pencarian. [dn]