SURABAYA, beritalima.com | Jarak maupun kondisi pandemi, bukanlah menjadi penghalang bagi para pelaku industri startup untuk saling terkoneksi. Saat ini, semua menjadi memungkinkan berkat kemajuan teknologi. Seperti kegiatan Online Workshop for the Development of Emerging Startup Ecosystem yang diselenggarakan oleh Japan International Co-operation Agency (JICA) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Fukuoka di Jepang.
Acara workshop online tersebut, diselenggarakan selama dua hari, pada 6-7 Oktober 2021 secara daring. Hari pertama, acara difokuskan membahas perkenalan ekosistem startup di Fukuoka dan Surabaya, serta strategi pengembangan startup melalui pendanaan maupun peningkatan kualitas.
Audiens hari pertama terdiri dari unsur Pemkot Surabaya, Pemerintah Kota Fukuoka, para pengelola inkubasi startup di Surabaya dan Fukuoka, universitas dan komunitas. Sedangkan acara hari kedua, diisi oleh pitching empat startup perwakilan dari Surabaya. Yakni, ReBlood, TernakNesia, Jahitin dan Riliv. Mereka akan memaparkan startupnya di hadapan para investor potensial asal negeri Sakura.
Deputi Direktur Jenderal Departemen Pengembangan Ekonomi dan Direktur untuk Pengembangan Sektor Swasta, JICA, Hironobu Murakami mengatakan, workshop online ini adalah bagian dari pilot program JICA di bidang pengembangan startup. Dia menambahkan, Fukuoka adalah kota terdepan dalam pengembangan startup di Jepang. Dan Surabaya punya banyak kesamaan dengan Fukuoka.
“Kami melihat komitmen semua pihak di Surabaya, mulai dari pemerintah kotanya, universitas, komunitas hingga masyarakatnya sangat kuat terhadap pengembangan startup. Oleh karenanya, kami memilih Surabaya sebagai kota pelaksanaan pilot program ini, dan harapannya selanjutnya akan tercipta koneksi ekosistem startup di Surabaya dan Fukuoka,” kata Murakami, Rabu (6/10/2021).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyambut baik pelaksanaan workshop online ini. Sejak awal, pemkot menyadari potensi industri startup di Surabaya. Oleh sebab itu, pada 10 November 2017, pemkot melaunching Koridor Co-Working Space, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan para pelaku startup secara gratis. Koridor adalah wujud komitmen Pemkot Surabaya untuk mendukung industri startup.
“Pada September 2021, pemkot memperkuat komitmen tersebut melalui penandatanganan Nota Kesepakatan Sinergi (NKS) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Dengan demikian, diharapkan pengembangan startup di Surabaya dapat dilakukan secara lebih komprehensif,” kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri menambahkan, bahwa dalam mewujudkan ekosistem startup yang baik, pemkot tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor. Untuk itu, pemkot secara intensif melibatkan universitas, sektor swasta dan juga komunitas dalam upaya pengembangan startup.
“Saya berharap melalui workshop online ini, para peserta dapat saling belajar dan saling bertukar pikiran terkait bagaimana mengembangkan ekosistem startup. Lebih lagi, koneksi ekosistem startup di Surabaya dan Fukuoka dapat terjalin, karena salah satu faktor penting untuk pertumbuhan startup adalah networking,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menuturkan, Koridor Co-Working Space terus menambah ruang bagi startup yang siap diinkubasi. Melalui program Surabaya Startup Heroes, ada tiga startup baru yang bergabung. Selanjutnya, Koridor membantu para startupnya untuk mencapai target-targetnya, atau dengan kata lain mengoptimalisasi pertumbuhan startupnya.
Menurut Febri, kegiatan seperti pilot program JICA ini ada banyak sekali manfaatnya. Selain mengembangkan jejaring antara Surabaya dan Fukuoka, juga membuka peluang pendanaan bagi pertumbuhan startup. Dia menegaskan pihaknya akan terus membantu startup untuk berkembang.
“Event seperti ini tidak hanya sekali saja diselenggarakan setelah itu selesai. Pihak JICA dan Fukuoka telah berkomitmen untuk melaksanakan program ini secara berkelanjutan. Jadi, nantinya akan ada kesempatan-kesempatan yang banyak bagi startup-startup di Surabaya. Tidak hanya dengan Fukuoka saja, tetapi juga dengan pihak-pihak lain demi mengupgrade kualitas startup di Surabaya,” pungkas Febri. (*)