JAKARTA, Beritalima.com | Calon ketua Umum (caketum) Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) nomor urut satu yang memiliki visi misi dan konsep HIPMI 4.0, Bagas Adhadirgha menyampaikan keseriusan untuk menjadi orang nomer satu di HIPMI.
Bagas Adhadirgha sudah menyiapkan beberapa konsep yang ditawarkan, Bagas tidak sekedar mau membesarkan HIPMI secara organisasi, tapi juga mengangkat seluruh anggota HIPMI di Indonesia untuk berhasil bersama-sama.
“Saya punya mimpi besar, yaitu menghasilkan banyak unicorndari HIPMI,” terang Bagas di Jakarta (3/7).
Seperti diketahui, Unicorn adalah perusahaan rintisan atau start up yang memiliki valuasi aset sebesar US$ 1 miliar atau omset sekitar Rp 1,4 Triliun.
Menurut Bagas, segala cita-cita pasti akan bisa diraih. Tergantung bagaimana usaha kita. Untuk itu, inilah alasan dia maju caketum HIPMI. Agar tidak ada lagi anggota atau orang lain bertanya, apa sih manfaat masuk HIPMI. HIPMI bisa memberikan manfaat yang akan berdampak juga secara Nasional.
“Saya ingin membantu teman-teman mempersiapkan masa depan. Karena model bisnis sekarang sudah berubah. Sekarang adalah era dari Industri 4.0 yang cara dan strategi berbisnisnya berbeda dengan zaman sebelumnya,” jelas Bagas
Bagas yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Pariwisata BPP HIPMI itu menegaskan, bahwa Bisnis sekarang harus bisa saling mengisi, mengangkat satu sama lain. Harus ada champion-champion di daerah masing-masing dan dengan adanya HIPMI berharap para anggota juga bisa saling bekerjasama. Bagaimana caranya dengan tools HIPMI ini bisa menghadirkan beberapa the next unicorn untuk beberapa tahun ke depan.
“Jadi kalau kita ditanya, programnya intinya apa? saya ingin menghasilkan banyak unicorn dari hipmi. Kita cari siapa nih teman-teman yang pantas jadi unicorn. Tapi kita kasih syarat harus mau membantu support ke bisnis milik anggota-anggota hipmi yang lain,” cetusnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Bagas juga punya tiga konsep awal. Yakni konsep mentoring, dimana seorang pebisnis yang sudah berhasil memberikan pengalaman dan pengetahuan terhadap teman-teman yang masih merintis atau belajar. Konsep networking, memperkuat nilai bisnis pemula sampai mampu memenuhi jika ada follow up ke intevstor dalam dan luar negeri. Dan Konsep financing, dengan cara melakukan crowdfunding atau mengumpulkan dana untuk suatu bisnis dengan cara bersama-sama dan dengan deviden keuntungan yang bisa didapatkan bersama.
“Inilah yang saya sebut sebagai HIPMI 4.0,” ujarnya.
Bagas tidak menepis bila sudah banyak teman-teman di HIPMI yang melakukan cara itu. Nantinya, teman-teman di HIPMI yang sudah melakukan cara model bisnis crowdfunding itu akan lebih dibesarkan lagi sampai menjadi skala unicorn dengan syarat harus membantu pengusaha-pengusaha di HIPMi lainnya.
“Ini bukan sekedar visi misi saya semata, saya mencoba melakukan yang riil dan kongkrit untuk anggota HIPMI,” tutup Bagas.