SORONG, Berita lima.com – Anggota Komisi II DPR-RI asal Daerah Pemilihan Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie saat ditemui awak media di salah satu hotel di kawasan Jalan Basuki Rahmat Km 8, Kota Sorong, Senin malam kemarin mengatakan pada Hari Kesehatan Nasional ke-53 yang jatuh pada tanggal 12 November 2017 hari ini (kemarin) masih banyak persoalan yang memprihatinkan khususnya dalam bidang Kesehatan dan pendidikan di Tanah Papua terlebih khusus di Sorong Raya.
“Saya dalam masa reses di Sorong Raya menemukan banyak sekali permasalahan dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Salah satunya adalah persoalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sorong yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Klasur, Distrik Sorong, Kota Sorong Provinsi Papua Barat,” ujar Jimmy.
Lanjut Jimmy, saat mengunjungi RSUD Kabupaten Sorong dan bertemu dengan medis dan para medis banyak sekali keluhan yang disampaikan terkait dengan jasa medis yang berasal dari BPJS yang belum dibayar selama 6 bulan dan baru diselesaikan satu setengah bulan sementara 3 bulan setengah belum terbayarkan.
Kata Jimmy, hal ini yang membuat sehingga medis dan para medis terbaik dari rumah sakit ini (RSUD Kabupaten Sorong) mulai merasa tidak betah dan ingin keluar bahkan sudah ada beberapa medis yang memilih keluar dan bekerja pada rumah sakit swasta yang ada di Sorong maupun di luar Sorong (Makassar).
Padahal tambah Jimmy, pembagian porsi dalam BPJS sudah jelas 60 persen untuk operasional rumah sakit dan 40 persen untuk membayar jasa medis dan para medis, namun yang terjadi dana jasa medis dan para medis juga dipakai untuk membayar operasional rumah sakit.
“Porsi sudah jelas 40 persen untuk jasa medis dan para medis sementara 60 persen untuk operasional. Jadi kalau jasa medis dipakai untuk opersional itu hal yang salah karena 60 persen sudah disiapkan untuk oprasional rumah sakit,” tegas Jimmy.
Menurut Jimmy, tindakan yang dilakukan oleh manajemen RSUD Kabupaten Sorong telah kontra produktif dalam menyukseskan program brilian yang ditawarkan oleh Presiden Joko Widodo. Bagaimana kita mau memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat (pasien) sementara medis dan para medis tidak sejahtera.
“Saya baru dapatkan kejadian seperti ini, dan bukan itu saja yang bersangkutan juga dipercayakan sebagai pengelola keuangan pada RSUD Kabupaten Sorong yang lebih tragis lagi proyek yang ada di lingkungan RSUD Kabupaten juga ditangani oleh suaminya,” beber Jimmy.
Ditegaskan Jimmy, rumah sakit jangan dijadikan sebagai tempat mencari makan dan keuntungan karena rumah sakit merupakan tempat pelayanan dalam menyelamatkan jiwa manusia, seperti sumpah Socrates ‘Keselamatan Nyawa pasien diatas segala-galanya’ atau rumah sakit dijadikan sebagai tempat untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Hal lain juga yang cukup lucu di RSUD Kabupaten Sorong adalah gaji dari security lebih besar dari perawat dan patut dicurigai jangan-jangan security itu merupakan body guard dari pejabat rumah sakit.
Oleh karena itu, saya meminta kepada Bupati Sorong segera memanggil manajemen RSUD Kabupaten Sorong untuk segera membenahi manajemen dalam RSUD yang terkesan amburadul selama ini. (Jason)