Joko Rusianto, “Tiap Hari, Dua Truck Tangki BPBD Distribusikan Air Bersih Kepada Masyarakat “

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek menyikapi serius dengan adanya beberapa titik kekeringan di wilayahnya. Menggunakan dua armada truck tangki, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek tiap hari mendistribusikan air bersih pada masyarakat diseluruh daerah terdampak secara periodik.

“Dua armada truck tangki yang ada di BPBD tidak pernah istirahat, tiap hari melakukan pendistribusian air bersih di wilayah rawan terdampak kekeringan,” kata Joko Rusianto, Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek pada beritalima. com, Rabu (5/9).

Data up-date terakhir, lanjut Joko, adalah distribusi pada hari Selasa tanggal 4 September 2018 kemarin. Ada 6 desa yang mengalami kekurangan air bersih dan menjadi titik sasaran bantuan, yaitu: Puskesmas Desa Pandean Kecamatan Dongko, Desa Sumber Kecamatan Karangan, Desa Jatiprahu Kecamatan Karangan, Desa Karangan Kecamatan Karangan, Desa Prambon Kecamtan Tugu, dan Desa Nglinggis Kecamatan Tugu.

“Pengiriman air menggunakan 2 armada khusus dengan tangki yang masing-masing berkapasitas 6000 liter jadi bisa dibagikan secara merata ke pada masyarakat yang benar-benar memerlukan,” imbuhnya.

Menurut survey dari pihaknya, sebenarnya di wilayah Trenggalek tersebut belum bisa dikategorikan sebagai bencana kekeringan karena masih ada beberapa sumber air yang mengalir.

“Dalam klasifikasi bencana kekeringan itu sendiri ada beberapa kategori, jadi tidak serta-merta tiap daerah yang kekurangan stok air bersih itu bisa disebut kebencanaan. Jika memang memenuhi unsur-unsur dimaksud barulah disebut bencana, dan itu belum terjadi di Trenggalek walau memang ada di beberapa tempat sedang kekurangan sumber air bersih, ” jelas pria murah senyum itu.

Lebih lanjut, Joko Rusianto menginformasikan bahwa di BPBD saat ini masih ada stock tandon air kapasitas sedang yang bisa digunakan oleh warga walau memang tetap harus memenuhi beberapa syarat administrasi.

“Ada sekitar 40an tandon air kapasitas 600 liter yang bisa dipakai warga, namun karena ini merupakan fasilitas dari negara maka ada beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi. Diantaranya dengan mengajukan permohonan tertulis dan mengisi form yang sudah disediakan. Jadi tidak benar jika Pemerintah Kabupaten Trenggalek tinggal diam dalam menyikapi adanya dampak kekeringan itu, ” pungkas pria asli dari Kecamatan Kampak tersebut. (her)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *