Oleh: Saiful Huda Ems.
Presiden Jokowi nampaknya masih terlalu percaya diri dan meremehkan kekuatan para pendukungnya yang kompeten, akibatnya Presiden Jokowi kehilangan konsentrasi kerja dan semakin dilecehkan lawan-lawan politiknya.
Kali ini yang menyerangnya bukan lagi Kadrun-Kadrun kelas rendahan melainkan sudah menjalar ke berbagai politisi, akademisi, budayawan dan mantan-mantan tentara dll. yang memanfaatkan keadaan kacaunya kebijakan manajemen pemerintahan di tengah serangan Pandemi Corona Virus Covid-19.
Mari kita lihat seberapa kuatnya bertahan arogansi orang-orang kepercayaan Jokowi di istana, untuk menyepelehkan para pendukung Jokowi di luar istana yang sebenarnya memiliki kemampuan besar untuk bertarung politik menghadapi serangan lawan-lawan politik Jokowi yang selalu menyerang pemerintah bagai Srigala-Srigala lapar.
Saya merasa aneh, institusi seperti KSP yang didirikan dengan banyak dana kok sepertinya hanya mampu “mengamankan” Mochtar Ngabalin cs. saja, memangnya apa hebatnya Ngabalin cs.? Sekali dia diterkam Harimau-Harimau loyalis Jokowi juga akan babak belur eksistensi politiknya. Apalagi orang-orang sekelas Yahya Waloni, Tengku Zulkarnain, Maher Tulabi, Felix Siaw, Bahar Smith dll. yang tidak memiliki pengalaman bertempur politik yang panjang.
Kampus-kampus besar sudah mulai akan diadakan diskusi-diskusi atau seminar-seminar yang menjadi corong speaker yang memperkeras teriakan kaum oposisi terselubung. Rakyat awam juga mulai digiring untuk membenci Pemerintah dan aparaturnya melalui kedok penyalah gunaan BANSOS dll. yang sebenarnya kesalahan utamanya bukan terletak pada Presiden Jokowi melainkan para pegawainya baik di tingkat Pusat maupun Daerah.
Jadi saran saya untuk Presiden Jokowi dan orang-orang kepercayaannya, mulailah memfungsikan para pendukung militannya, yang sejak awal mati-matian mendukung dan turut menjaga wibawa Pemerintahan Jokowi, namun yang difungsikan janganlah para pendukung atau relawan yang itu-itu saja, yang kebanyakan sudah banyak kita ketahui track recordnya yang buruk dan terbukti hanya bisa menyodorkan calon-calon pejabat yang kemudian diangkat oleh Presiden Jokowi dan akhirnya bermasalah.
Pembaharuan sinergitas perjuangan ini haruslah segera terbentuk, bukan untuk siapa-siapa melainkan untuk kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di tengah makin maraknya para brutus atau komprador-komprador negara Kapitalis berkedok perjuangan Khilafah Islamiyah. Karena jika tidak maka Indonesia akan berada dalam bencana…(SHE).
29 Mei 2020.
Saiful Huda Ems (SHE). Advokat dan Penulis, Ketua Umum Pimpinan Pusat HARIMAU JOKOWI.