Jokowi Jadi Saksi Nikah, Berkeringatkah Atta Halilintar Saat Pilpres 2019?

  • Whatsapp

Oleh:
Rudi S Kamri

Beberapa hari terakhir berita media mainstream maupun media sosial riuh gaduh membahas kehadiran Presiden Jokowi menjadi saksi pernikahan selebritas Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Kehebohan semakin seru saat Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Negara secara official menayangkan kegiatan Presiden di Hotel bintang 5++ Rafless di kawasan Kuningan Jakarta.

Ada beberapa pertanyaan sederhana. Sepenting itukah posisi Youtuber seperti Atta Halilintar serta anggota DPR RI dari PAN dan musisi Anang Hermansyah dalam perpolitikan nasional, sehingga Presiden dan Ibu Negara serta Menteri Pertahanan harus menghadiri pernikahan itu? Sebesar apakah ketokohan seorang Anang Hermansyah dan Atta Halilintar, sehingga Presiden harus membuat tayangan khusus di kanal resmi negara dari perhelatan berbayar yang diendorse Stasiun TV swasta tersebut? Begitu luar biasa berkeringatkah dan sebegitu banyak jasakah Anang Hermansyah dan Atta Halilintar dalam menempatkan Jokowi ke periode kedua kepresidenan, sehingga Presiden Jokowi harus hadir dalam pernikahan super duper mewah di tengah kesulitan ekonomi masyarakat Indonesia yang tercekik pandemi?

Pertanyaan tersebut sangat dengan mudah dapat dijawab oleh semua rakyat Indonesia. Anang Hermansyah bukan musisi besar, bukan anggota DPR RI yang layak dibanggakan dan pula dia jauh dari kriteria tokoh bangsa. Apalagi menantunya, Atta Halilintar hanya manusia Indonesia yang beruntung mengeruk uang berlimpah sebagai Youtuber dengan konten yang kebanyakan berkategori sampah.

Satu-satunya alasan yang masuk akal yang dicoba dipahami publik, mungkin Presiden terpukau dengan jutaan followers dari Atta Halilintar. Mungkin Presiden sudah berubah jadi pragmatis dan berharap kepopuleran palsu dari Atta Halilintar dapat membantu program kerja Presiden.

Namun apapun alasannya, menurut saya Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah tidak pantas mendapat perlakuan seistimewa dan sebesar itu dari Presiden dan negara. Dalam kondisi bangsa belum reda kaget diguncang serangkaian bom dan t3ror. Pada saat masyarakat sedang diguncang pandemi Covid-19 yang berdampak luas. Pada kondisi Pemerintah sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Protokol Kesehatan, menjaga jarak, menghindari kerumunan. Secara sedih saya katakan, yang dilakukan Presiden dan Ibu Negara sungguh merupakan paradoks dan kontradiktif yang sulit diterima akal sehat.

Presiden dan para penasehat terdekatnya harus belajar mengelola rasa empati rakyat. Tidak selayaknya Presiden melakukan kegiatan yang super tidak penting yang disiarkan di kanal resmi yang dibiayai negara. Sebagai salah satu dari jutaan orang yang ikut berkeringat dan mendukung keras Jokowi saat Pilpres 2014 dan 2019, saya punya hak kecewa. Tindakan Presiden yang akhirnya digoreng oleh para oposan Pemerintah, membuat kami sulit untuk melakukan pembelaan. Secara obyektif harus diakui, kehadiran Presiden dan Ibu Negara dalam perhelatan selebritas tersebut sangat tidak penting dan sangat tidak perlu.

Sebagai rakyat jelata korban pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir ini, saya mengharapkan Presiden melakukan pembenahan strategi dan roadmap penanggulangan terorisme yang masih acak kadut. Sebagai salah satu rakyat yang tidak hidup dari uang negara, saya berharap Presiden menertibkan kebijakan ekonomi yang secara teori bagus tapi berantakan di tataran pelaksanaan di bawah.

BUKAN pameran kemewahan dari pernikahan selebritas yang disiarkan di kanal resmi negara. Sesuatu yang membuat saya muak dan mual.

Salam SATU Indonesia
05042021

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait