Joyoboyo dan Kampung Kumuh Lain Dapat Perhatian Cawali Kota Surabaya Machfud Arifin

  • Whatsapp
BeritaLima Saat Podcast Dengan Irjen Drs H Machfud Arifin SH Calon Walikota Surabaya (6/7/2020)

SURABAYA, beritalima.com | Berbagai hal mendapat perhatian Cawali Kota Surabaya Irjen Drs H Machfud Arifin SH. Tidak hanya kampung dan pasar kumuh bahkan mati, tapi juga bidang olahraga, pariwisata dan hal-hal lainnya.

Kampung Joyoboyo, misalnya, dia sebutkan kenyataan yang sangat ironis di depan mata. Kampung di sisi kiri jalan protokol yang indah, di depan Terminal Joyoboyo yang terbangun megah tapi sepi, itu sangat kumuh sekali. Di situ terdapat gubug-gubug yang setiap gubugnya dihuni dua atau 3 keluarga.

“Ini sangat menyedihkan, jalannya bagus tapi di jarak sekitar 50 meter terdapat pemukiman yang sangat tidak sehat. Sedih sekali melihatnya,” ujar Cawali yang diusung 8 partai ini.

“Surabaya masih banyak kekurangan. Masih banyak yang harus dengan cepat. Pembangunan tempat wisata sangat perlu dilakukan, bukan hanya mall. Tidak cukup dengan Kebun Binatang saja, apalagi binatangnya kurus-kurus,” tambahnya.

“Juga banyaknya pasar yang kumuh, ini jangan dibiarkan kumuh terus. Pasar yang kumuh, becek, harus kita buat yang nyaman dan menyenangkan, supaya pedagang dan pembeli terjaga kesehatannya. Dan pasar yang mati kita hidupkan,” lanjutnya.

Di bidang olahraga, Surabaya selama ini juga sangat ironis dan memprihatinkan. Betapa tidak, Surabaya yang dikenal gudangnya atlit, kota terbesar kedua setelah Jakarta, tidak pernah jadi tuan rumah event internasional. Asian Games beberapa waktu justru digelar di Jakarta dan Palembang. Pembukaan dan penutupannya di dua kota itu.

Machfud mengaku sangat menyayangkan kenapa Palembang, kok bukan Surabaya sebagai kota kedua. Dia menjelaskan, banyak keuntungan yang didapat masyarakat jika ketempatan pesta olahraga. Dia sebutkan di antaranya, perhotelan dan tempat wisata jadi.

Hal lain yang menjadi perhatian Machfud diantaranya fasilitas kesehatan, yang menurutnya masih sangat kurang dan perlu banyak penambahan. Dia mengaku trenyuh juga melihat orang sakit masih harus antri menunggu layanan karena terbatasnya fasilitas.

Machfud tahu betul tentang Surabaya, karena mantan Kapolda Jatim ini memang asli arek Suroboyo. Dia lahir di Ketintang, Kecamatan Gayungan, Surabaya, 6 September 1960. Dia lulus SD Bhayangkari Ketintang tahun 1973, SMP di Jalan Pacar tahun 1977, dan SMA di Jalan Panjang Jiwo tahun 1980.

Tahun 1986 Machfud lulus Pendidikan AKABRI Polri. Tugas di kepolisian malang melintang. Sebelum jadi Kapolda Jatim, jenderal bintang dua ini pernah menjabat Kapolsekta Tanjung Karang Barat (Bandar Lampung), Kapolsektif Batu, Kapolres Deli Serdang, Kapolres Asahan. Pria dengan pangkat terakhir Irjen Pol ini juga pernah jadi Kapolda Malut dan Kapolda Kalsel. Terakhir menjabat Kapoda Jatim tahun 2016 dengan pangkat Irjen Pol.

Prestasi jenderal bintang dua ini banyak diketahui masyarakat Surabaya. Karena itu pula, banyak partai politik yang mengusungnya, banyak LSM dan komunitas yang mendukungnya. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait