BANYUWANGI beritalima.com – Angka kecelakaan lalulintas sepanjang Operasi Ramadniya 2017 berlangsung jumlahnya relatif kecil. Dibanding tahun 2016, peristiwa kecelakaan lalulintas tahun ini turun 8 kasus dengan jumlah 25 kejadian. Sementara tahun lalu angkanya mencapai 33 kasus.
Keterangan ini dipaparkan Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Ris Andrian Yudho Nugroho SIK, Selasa (4/7/2017). Jika angka kasusnya relatif turun, jumlah korban meninggal dunianya seimbang dengan angka 10 orang. Untuk korban luka berat nihil dan luka ringan 31 orang. Sementara data tahun lalu jumlah korban luka berat sebanyak 29 orang serta luka ringan 19 pengendara.
“Fatalitas menurun dari kuantitas juga menurun. Secara umum pelaksanaan Operasi Ramadniya 2017 di Banyuwangi dari perbatasan Wongsorejo – Kalibaru cukup lancar. Kepadatan kendaraan terjadi hanya pada jam-jam tertentu, bukan hari-hari tertentu,” tegasnya kepada para awak media usai halal bihal di Warung Gurita depan Mapolres Banyuwangi.
Kepadatan kendaraan itu terjadi pada saat hari raya 1-3 hari dikala masyakarat menggelar silaturahmi. Kelancaran arus lalulintas berhasil ditangani petugas yang berjaga di Pos Pengamanan Ramadniya di masing-masing wilayah yang terdiri dari anggota polsek, sabhara dan satlantas.
“Jumlah keseluruhan ada 12 Pos Pengamanan, 6 Pos Wisata dan 1 Pos Pelayanan di Pelabuhan ASDP Ketapang,” sambungnya.
Sejak H+7 Lebaran Idul Fitri 1438 H, kendaraan berat bermuatan non sembako dan BBM telah beroperasi secara normal. Meski begitu kendaraan berat itu tidak serta merta beroperasi semua mengangkut barang. Sehingga lalulintas di jalur pantura maupun penyeberangan di Pelabuhan Ketapang tidak terjadi antrian yang menyebabkan kemacetan di jalan raya.
“Kita berterima kasih kepada pengusaha dan jasa ekspedisi maupun organda yang mengatur perjalanan kendaraan berat sehingga tidak menimbulkan kemacetan,” ungkapnya.
Evaluasi Operasi Ramadniya 2017, tambah Kasatlantas, ada satu jalur yang rawan longsor. Titik itu ada di daerah Gumitir. Cuma lokasi rawan longsor masuk wilayah Jember. Hanya saja Satlantas Polres Banyuwangi tetap berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga untuk mengantisipasi kejadian itu karena pengalihan arusnya sangat jauh melewati Bondowoso dan Situbondo.
“Lokasi longsoran berada di aliran air. Bila tidak diatasi PU Bina Marga bisa memicu kemacetan karena jalurnya tertutup. Namun selama Operasi Ramadniya titik ini tidak begitu mengganggu,” papar mantan Kasatlantas Polres Situbondo.
Kawasan Jembatan Tambong Kabat termasuk titik macet yang susah ditanggulangi. Itu akibat penyempitan infrastruktur jalan akibat jembatan yang hanya menyediakan dua lajur. Diharapkan tahun depan jembatan itu bisa ditambah satu lagi sehingga menjadi empat lajur sehingga lalulintas dari Banyuwangi – Rogojampi bisa lancar. (abi)