SURABAYA, beritalima.com | Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bertambah besar. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Dadang Hardiwan, mengungkapkan itu di kantornya, Senin. (15/2/2021).
Dikatakan, pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4.585,97 ribu jiwa (11,46 persen), bertambah sebesar 166,9 ribu jiwa dibandingkan kondisi pada Maret 2020 yang sebesar 4.419,10 ribu jiwa (11,09 persen).
Dadang memaparkan, persentase penduduk miskin pada September 2020 meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2020. Pada wilayah perkotaan, persentase penduduk miskin meningkat 0,48 persen poin, dari 7,89 persen pada Maret 2020 menjadi 8,37 persen pada September 2020.
Sementara persentase penduduk miskin di pedesaan malah lebih parah, pada Maret 2020 sebesar 14,77 persen, naik menjadi 15,16 persen pada September 2020 (meningkat 0,39 persen poin).
Selama periode Maret – September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 138,0 ribu jiwa (dari 1.682,14 ribu jiwa pada Maret 2020 menjadi 1.820,13 ribu jiwa pada September 2020).
Sementara di daerah pedesaan naik sebanyak 28,9 ribu jiwa (dari 2.736,97 ribu jiwa pada Maret 2020 menjadi 2.765,84 ribu jiwa pada September 2020).
Disebutkan, komoditi makanan pada September 2020 memiliki peran 75,00 persen terhadap Garis Kemiskinan, meningkat dibandingkan kondisi Maret 2020 yang peranannya sebesar 74,97 persen.
Beberapa komoditas makanan pada September 2020 yang memberikan kontribusi cukup besar pada Garis Kemiskinan, baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan, yaitu beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, cabe rawit, daging ayam ras, gula pasir, tempe, tahu, dan mie instan.
“Rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin mengalami peningkatan dari 4,11 jiwa pada Maret 2020 menjadi 4,30 jiwa pada September 2020,” pungkasnya. (Ganefo)
Teks Foto: Potret keluarga miskin. Jumlahnya semakin banyak. (Foto: Ist)