KUPANG, beritalima.com – FESTIVAL Desa Binaan Bank NTT yang digelar selama dua bulan terakhir, Senin (12/7/2021) telah ditetapkan empat nominator terbaik untuk kategori juara 1, 2 dan 3 serta favorit. Penetapan ini setelah keenam orang juri melakukan rapat, Senin siang di ruang oval lantai IV kantor pusat Bank NTT.
Hadir secara offline empat orang juri serta dua lainnya yakni Ir. Abraham Paul Liyanto dan Handrianus Paulus Asa secara online karena beberapa alasan.
Sementara, seluruh panitia nampak hadir. Saat membuka rapat, Reinhard Djo mewakili manajemen Bank NTT menegaskan kembali terkait semangat kegiatan ini.
“Festival ini merupakan implementasi dari misi Bank NTT yaitu ‘Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat’ dan ‘menggali sumber potensi daerah untuk diusahakan secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat NTT,” demikian Rei sembari menambahkan, manajemen sangat berterimakasih kepada keenam dewan juri yang sudah melaksanakan tugasnya selama sebulan terakhir dengan baik.
“Kami melihat dan mendengar, kinerja profesional dari enam dewan juri. Ini adalah sebuah capaian luar biasa karena sudah bersama-sama dengan Bank NTT menggali potensi, walau harus ke pulau-pulau mendatangi Bumdes binaan setiap desa,” Rei menegaskan kembali, bahwa manajemen tidak campur tangan terhadap kerja juri.
“Juri kami beri kesempatan untuk silahkan bekerja, dan manajemen tidak akan mengintervensi. Dengan demikian, tentu kami berharap agar keputusan yang dihasilkan, objektif, dan nantinya desa ini menjadi pionir bagi desa-desa lain di NTT,” ujarnya.
Sejumlah fakta mengemuka dalam rapat selama hampir tujuh jam itu. Dimulai pukul 14.00 WITA, rapat berlangsung hingga pukul 19.30 WITA. Saat dibuka oleh Ketua dewan juri, Dr. James Adam, setiap juri diberi kesempatan untuk mempresentasekan temuan di lapangan. Pasalnya, setiap juri mendatangi empat BUMDes yang tersebar di seluruh NTT untuk mengevaluasi kinerjanya. Begitu pula dengan para pimpinan cabang Bank NTT tentang keseriusan mentransfer dan mengimplementasikan visi Bank NTT.
Untuk diketahui bahwa rapat dimulai dengan presentase setiap juri, lalu dari situlah secara bersama mereka mengevaluasi kinerja 23 BUMDes untuk menentukan 12 terbaik. Usai menentukan 12 terbaik, setiap juri masih diberikan kesempatan untuk beradu argumentasi, mengacu pada data-data yang ditemukan serta disandingkan dengan fakta-fakta pendukung lainnya.
Diskusi menjadi cukup serius, karena muncullah argumengtasi mengenai validitas skor yang ditetapkan, karena ada perbedaan persepsi dari setiap juri, karena tidak semua daerah didatangi mereka. Setiap orang hanya dijatahi empat. Namun itupun akhirnya ada solusinya, bahwa kehadiran satu orang juri di lokasi, mengakomodir kepentingan seluruhnya. Ada data dan dokumentasi yang lengkap, dicover oleh panitia sehingga fakta-fakta itulah yang dibuka saat evaluasi.
Diskusi kian sengit tatkala saat skoring, ada tiga Bumdes yang memiliki skor 100. Sedangkan lainnya berada pada kisaran skor 93-99. Ini terjadi karena skor untuk empat kriteria yakni kriteria utama, lokasi, usaha dan ketrampilan desa binaan masing-masing dengan terjemahannya, nyaris lengkap.
Para nominator memiliki Lopo DI@ BISA dengan totalitas kerja agen yang melampaui target. Bahkan semuanya dibuktikan dengan rekapan dari tiap cabang mengenai agen, dan kinerja keuangannya. Terobosan mereka menembus pasar nasional memasarkan produk lokal, menjadi pertimbangan.
Bahkan beberapa desa, sukses menjual produk mereka di Shopee, Tokopedia, Bukalapak bahkan ada yang memiliki dan mengelola websitenya sendiri.
“Kalau kita lihat memang beberapa desa punya nama besar. Namun nama besar di bidang inovasi demi pengembangan potensi desa itu apakah saat Bank NTT masuk, dan dimodali oleh Bank NTT ataukah justru tanpa bank ini pun mereka bisa jalan. Saya justru melihat tentang sejauh mana peranan bank ini bagi pertumbuhan usaha mereka sehingga filosofi kehadiran Bank NTT sebagai pelopor penggerak ekonomi rakyat, terjawab disini,”tegas Paul Liyanto.
Pernyataannya sangat beralasan, karena ketika penentuan skor, ada desa yang nilainya tinggi, namun keunggulannya tidak serta merta karena kehadiran Bank NTT.
Sehingga dengan beberapa pertimbangan, juri akhirnya memutuskan tiga juara utama dengan satu favorit. Dan, juara-juara ini akan diumumkan pada saat perayaan HUT Bank NTT, 17 Juli 2021 nanti.
Juara I berhak atas uang tunai Rp250 juta, juara II Rp150 juta dan juara III sebesar Rp100 juta.
Penghargaan bagi pemenang festival diberikan bantuan pengembangan dan perbaikan sarana dan prasarana menjadi usaha yang mandiri (dalam bentuk CSR).
“Hari ini juri telah selesai melaksanakan tugasnya untuk menyaring dan menentukan mana yang terbaik. Perlu ditekankan bahwa memang ada yang sukses, karena geliat usahanya cukup maju. Namun ada beberapa pertimbangan lain, seperti apakah kemajuan itu setelah kehadiran Bank NTT ataukah justru tanpa Bank NTT pun mereka sudah berjalan. Waktu pendampingan menjadi pertimbangan, begitu pula dengan ada banyak alasan, mengapa si A menjadi juara dan si B tidak,”tegas James Adam saat menutup rapat.
Juara sudah ditetapkan, selanjutnya akan diserahkan ke panitia untuk diumumkan, namun yang menjadi catatan penting adalah tentang keberlanjutan usaha di setiap Bumdes.
Karena itu butuh pendampingan lanjutan, dan ini sudah menyangkut keseriusan kerja Bank NTT di tingkat cabang.
“Karena itu perlu ada pelatihan atau training untuk para pengelola Bumdes, marketing praktis promosi dan juga display produk. Bagi kami, ini harus ada kemitraan dengan pihak luar, ada yang sudah jalan dan ada yang belum. Lalu sistem keuangannya bagaimana, agar nanti usahanya bisa awet,” pungkas James.
Ada enam orang juri yang dilibatkan dalam Festival Desa Binaan Bank NTT, yaknin Dr. James Adam (Akademisi/dosen), Ir. Abraham Paul Liyanto (Ketua KADIN NTT), Dedy Safari (Regulator/Otoritas Jasa Keuangan), Handrianus Paulus Asa (Regulator/Bank Indonesia), Joni Lie Rohi Lodo (Dinas Parekraf NTT), Stenly Boymau (Konsultan Pers Bank NTT)
Dengan berakhirnya penetapan pemenang, maka berakhirlah kerja juri selama dua bulan terakhir. Juri pun memberikan sejumlah rekomendasi secara tertulis, yang akan menjadi catatan penting bagi manajemen Bank NTT. Seluruh nominator, atau 23 Bumdes akan memperoleh piagam penghargaan dari manajemen. (Humas Bank NTT)