Masalah perumahan dan pemukiman merupakan masalah bersama yang perlu diatasi secara global. “Masalah urban terus berkembang setiap tahunnya dan menjadi masalah yang kompleksitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari,” kata JK dalam sambutan pembukaan Prepcom3 di Convention Hall Grand City Surabaya, Senin (25/7).
Hampir 30-40 persen masyarakatnya masih memilih tinggal di perkampungan dan menggantungkan hidupnya dengan pertanian. Sedangkan 70 persennya lebih banyak hidup di lingkungan perkotaan, tambahnya.
“Sekarang, masyarakat berbondong-bondong datang ke perkotaan untuk mencari perekonomian yang lebih layak. Dibandingkan harus hidup di perkampungan yang menggantungkan kebutuhan melalui pertanian,” ungkapnya.
Padahal, jika hidup di perkotaan maka kebutuhan akan pangan semakin naik. Pada saat bersamaan, kebutuhan pertanian untuk mencukupi makan mulai berkurang hingga 20 persen dibandingkan sebelumnya.
“Bila orang perkampungan mulai beralih pergi ke perkotaan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, maka terjadilah urbanisasi di dunia ini. Dan selama ini urbanisasi dipandang negatif oleh sebagian, maka pola itu harus dirubah menjadi positif yang bisa menghasilkan inovasi perubahan di dunia,” imbuh Jusuf Kalla.
Ia berharap masalah urbanisasi bisa teratasi agar bencana seperti banjir, pengangguran, kriminalitas bisa diatasi dengan baik. Dan konferensi ini bisa menghasilkan masalah pemukiman dan perkotaan yang terus berkembang.
“Dibutuhkan kerjasama dan dana yang banyak untuk mengatasinya. UN Habitat ini merupakan penggerak perekonomian yang membawa dampak besar dan berarti bagi masyarakat. Karena, tidak akan mungkin pembangunan perumahan dilakukan dalam waktu cepat tapi membutuhkan perencanaan dan persiapan jangka panjang, untuk menghasilkan produk yang maksimal,” pungkasnya.
Sementara usai memberi sambutan, Jusuf Kalla membuka secara resmi dengan memukul gong didampingi Executive Director of the United Nations Human Settlements Programme (UN-Habitat) Juan Close, Gubernur Jatim Soekarwo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Menteri PUPR DR. Basuki Hadi Moeljono. Nawi