Dikatakan Rahmantoha Budiarto, persiapan Kongres Nasional I sudah cukup dari 20 daerah dan dari perwakilan sesuai bidang profesi alumni. Masih dikatakan Rahman, Kongres Nasional I akan dibuka oleh Wakil Presiden RI Yusuf Kalla, dan dihadiri pula sebagai pidato dari Panglima TNI, dan Prof. De. Ing. H. BJ. Habibi, FREng mantan Presiden RI.
“KAMMI sudah 18 tahun, sedangkan alumni sudah cukup banyak tersebar dari segala bidang dan melanjutkan untuk membangun suatu wadah alumni KAMMI. Kongres pertama untuk memantapkan AD/ART, kedua memilih kepemimpinan tingkat nasional. Ini keinginan kami untuk mengidentifikasikan alumni KAMMI,” tandas Rahman.
Lebih lanjutr ditegaskan Fahri Hamzah, sebenarnya alumni ini pernah bertemu minta dirinya untuk menjadi Ketua Umum dan menjadi anggota Presidium dan dllanjutkan untuk melantik temen-temen alumni daerah yang beragam. Misalnya ada yang berafiliasi dengan partai politik.
“Ini menggambarkan suatu evaluasi dari peregerakan mahasiswa yang lahir dari masjid – masjid kampus. Ini menjadi kelompok yang berlatar belakang untuk berkumpul agar lembaganya lebih formal dan permanen. Karena anak-anak muda yang lahir dari pergerakan nasional akan mengorganisir kembali,” tandasnya.
Namun dikatakan Fahri Hamzh apakah ada hubungannya dengan konflik Fahri Hamzah dengan PKS. Menurutrnya ini merupakan suatu dinamika dan menjalankan dinamika. Karena keberagaman ini akan menjadi khazanah dan partisan yang akan menjadi perubahan. Dan tidak bisa dibilang kebutuhan – kebutuhan. Bahwa pada alumni ini ada yang paling tua, yakni Fahri Hamzah.
Hal lain mengingat kasus belakangan ini, pemimpin partai politik sekarang ini menurut asumsi Fahri Hamzah, dianggapnya betul – betrul tidak faham generasi sekarang ini. Dan mereka dianggapnya menggunakan slogan lama yakni didalangi, ditunggangi. Padahal dari keyakinan Fahri Hamzah atas insiden 4 November beberapa hari lalu itu, adalah murni atas pemikiran masyarakat sipil.
“Ini akibat ketidak mampuan membaca dinamika politik sekarang dan Tito Karnavian sebagai Kapolri bertindak atas nama kekuasan,” terang Fahri, kepada Wartrawan, Selasa (8/11/2016) di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta. dedy mulyadi