Presiden Direktur Askrida, Didiet S.Pamungkas, mengatakan, kerja sama dengan industri dan asosiasi ini merupakan langkah awal Askrida dalam memperluas segmen pasar di Jatim, serta untuk mencapai target premi Rp2,7 triliun di tahun ini.
Selain dengan Kadin Jatim, kerjasama juga dilaksanakan dengan Asosiasi Kontraktor Mekanikal Listrik (AKLI), Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), Indonesia Barecore Asscociation (Ibca), dan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi).
Menurutnya, kinerja Askrida dalam beberapa tahun terakhir cukup bagus. Di saat ekonomi lesu, kinerja Askrida mampu mengalami pertumbuhan sekitar 20%.
Disebutkan dalam semester I/2016, premi Askrida sudah mencapai Rp1,3 triliun secara nasional, dan sekitar 10% dikontribusi oleh wilayah Jawa Timur dari berbagai sektor kredit usaha produktif maupun kredit multiguna.
“Sedangkan laba yang diperoleh pada semester I/2016 mencapai Rp122 miliar dan sampai akhir tahun ditargetkan bisa mencapai Rp250 miliar,” tukasnya.
“Baik laba maupun premi pertumbuhannya rata-rata sama 20% an. Sampai dengan Agustus ini pun pertumbuhannya bagus dan capaiannya sesuai dengan target,” tambah dia.
Direktur Pemasaran Askrida, Havizal Rahman, menambahkan, tahun ini Askrida sedang menyiapkan produk-produk asuransi baru yang rencananya akan diluncurkan tahun depan.
“Sekarang ini Askrida sudah punya 42 produk asuransi, tapi ke depan masih akan menyiapkan produk baru seperti asuransi kredit, yang tujuannya untuk percepatan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Plt Ketua Kadin Jatim, Deddy Suhajadi, mengimbau para pengusaha di Jatim memanfaatkan fasilitas asuransi yang ditawarkan oleh PT Asuransi Bangun Askrida.
Alasannya, di samping bisa jadi solusi keuangan bagi pengusaha yang kurang modal, juga dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah.
“Askrida ini kan kepemilikannya Pemprov seluruh Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia. Jadi kami sarankan seluruh pengusaha Jatim menggunakan jasa Askrida ketika memerlukan apa yang diinginkan,” kata Deddy.
Apalagi Askrida bisa menjadi jembatan bagi pengusaha menengah kecil yang tidak memiliki jaminan yang cukup untuk mengambil kredit, tambahnya.
Askrida, masih menurut Deddy, akan ‘memback-up’ kekurangan jaminan yang harus disetorkan oleh pengusaha kepada pihak perbankan untuk mendapatkan kredit yang diinginkan.
“Askrida ini bisa membantu pengusaha tanpa melalui prosedur perbankan yang sangat baku. Misalkan untuk mendapatkan kredit, jika uang jaminan pengusaha harus kurang bisa diback-up melalui asuransi yang ditawarkan Askrida,” jelasnya.
Deddy meyakini kerjasama ini sangat membantu pengusaha dan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah. Karena, sekitar 85% pengusaha di Indonesia termasuk Jatim adalah pengusaha kalangan menengah bawah yang memiliki modal pas-pasan atau berkantong cekak.
“Paling tidak, kemudahan melalui kerjasama ini harus bisa dinikmati pengusaha Jatim agar kinerja usaha mereka semakin bagus,” ujarnya. (Ganefo)