SITUBONDO,Beritalima.com – Intensitas curah hujan yang tinggi dan kencangnya angin. membuat ratusan Burung blekok atau Kuntul di kampung kotasek pesisir Desa Klatakan kecamatan Kendit Situbondo mati hingga daerah pinggir hutan mangrove yang direncana menjadi tempat wisata dengan nama kampung Blekok berbau kurang sedap.
“Kalau musim hujan memang banyak burung Blekok yang jatuh, dari anakan sampai Blekok dewasa. kalau Blekok dewasa kebanyakan karena bulunya basah dan tidak bisa terbang dan susah mencari makan. makanya banyak yang mati.”Ucap Santoso warga sekitar.
Ditambahkan oleh Santoso jika pada saat musim penghujan dan angin kencang. banyak Blekok berjalan hingga ke pemukiman warga. namun warga sekitar tidak bisa berbuat apa – apa karena tidak punya keahlian dalam merawat Blekok.
“Blekok yang jatuh pada umumnya akan berjalan mencari makan dengan berjalan hingga ke rumah warga. pernah saya tangkap dan saya taruh dalam kandang dan saya kasih makanan. tapi ternyata besoknya mati,”Ungkapnya.
Sementara kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo Kholil, SP, MP, sebagai penanggung jawab Pengembangan wisata edukasi Kampung Blekok mengatakan jika pihaknya sudah berupaya memanimalisir angka kematian terhadap Blekok.
“Kami juga bekerja sama dengan dokter Hewan dari Dinas peternakan. dalam mengurangi kematian terhadap Blekok namun hingga saat ini masih belum membuahkan hasil. Saat ini kami juga berupaya menyiapkan kandang dan jenis makanan untuk anakan Blekok,”Ujar kholil Jumat (02/02).
Kadis lingkungan Hidup juga mengaku kesulitan dalam menangani khususnya anakan Blekok yang jatuh akibat angin kencang dan belum bisa mencari makan,”Kita sudah coba merawat tapi belum berhasil karena anak blekok tidak mau makan. Akan kita cari solusi dan mencarikan makanan yang pas untuk anak blekok,”Pungkasnya.(joe)