Jombang | beritalima.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang terhadap Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemik, direncanakan tanggal 6 April 2021 nanti. Oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang pada Rabu, 24 Maret 2021 ke SMPN 2 Ploso dan SMPN 1 Tembelang untuk melihat persiapan PTM nanti.
“Untuk SMPN 2 Ploso insya Allah sudah siap semuanya meskipun dalam kesederhanaan mulai dari depan,” jelas Agus Tri Prastyo, Kepala SMPN 2 Ploso saat berhasil ditemui di sekolahannya, Kamis (25/3/2021).
Selain itu diungkapkan Agus, selain menata parkir motor di halaman sekolah, tidak lepas memperbaiki protokol kesehatan, siswa harus mengenakan masker, jaga jarak, cuci tangan, ceck suhu dengan thermogun.
“Kita juga siapkan ruangan tersendiri meskipun sederhana, kita tempatkan ruangan UKS untuk siswa yang sekiranya suhu badannya membahayakan dan kita taruh di UKS karena kita sudah kerjasama dengan puskesmas,” jelasnya kepada beritalima.com
Selain kerjasama dengan puskesmas juga memanggil orang tua siswa agar bisa menjemput agar bisa ditangani secara profesional. Lebih lanjut ditegaskan Agus, siswa siswi SMPN 2 Ploso menerapkan PTM berdasarkan shift sehingga tempat duduknya bisa tertata.
“Gurunya saya larang memberi tugas di sekolahan tapi memberi tugas di rumah. Jadi gurunya mengajar pelajaran yang tertinggal beberapa semester yang lalu,” tandasnya.
Ia pun menambahkan bahwa terhadap PTM yang akan diterapkan 6 April nanti, dia berharap menjadi tolak ukur yang baik. Juga berharap bahwa pendidikan bisa maju mengejar ketertinggalan – ketertinggalan yang lalu.
Di tempat terpisah, SMPN 1 Tembelang juga melaksanakan hal yang sama terhadal PTM 6 April nanti, namun yang menarik yang dilakukan Tatik selaku Kepala SMPN 1 Tembelang membuat shift pagi dan siang.
“Shift pagi warna kuning dan shift siang warna hijau. Saat belajar anak anak harus duduk sesuai daftar shiftnya dan tidak boleh duduk yang bukan daftar shiftnya,” teranh Tatik saat melihat ruang kelas untuk persiapan PTM.
Begitu juga nantinya saat PTM, anak didiknya diminta surat pernyataan dari orang tuanya secara tertulis dan dalam kondiai sehat. Namun ketika ada anak anak berhalangan PTM akibat kondisi kesehatannya kurang sehat, tetap mengikuti pembelajaran daring di rumah tapi harua segera memberi tahu kepada pihak sekolah.
“Selain penerapan protokol kesehatan juga menerapkan disiplin tetap dilaksanakan terutama soal rambut harus dicukur sesuai standar pendidik tidak boleh dipotong berdasarkan modis kekinian,” pungkas Tatik.
Reporter : Dedy Mulyadi