Kadiskes NTT Diminta Hitung Berapa Biaya APD

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Kunjungan “mendadak” yang dilaksanakan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, di Dinas Kesehatan Provinsi NTT memberi semangat dan motivasi tersendiri untuk gugus tugas penanganan Coronavirus Desease atau Covid-19 di Provinsi NTT.

Bahkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi NTT, drg. Dominikus Minggu Mere, diminta untuk menghitung kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD).

“Arahan Bapak Gubernur untuk menyimpulkan berapa kebutuhan APD; untuk semua rumah sakit sebagaimana yang tadi beliau sampaikan beberapa rumah sakit menjadi prioritas untuk segera dipersiapkan. Beliau sudah ada jalur untuk pengadaan APD,” ucap dokter Domi Mere, dalam siaran pers yang diterima media ini di Kupang, Senin (23/3).

Hal kedua, sebut dokter Domi, soal ketersediaan dokter spesialis paru. “Yang kedua, hal yang kita butuhkan dalam percepatan adalah ketersediaan dokter spesialis paru. Saat ini di NTT baru ada empat dokter spesialis paru,” jelas mantan Dirut Rumah Sakit Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.

Menurut dia, Gubernur telah mengambil langkah untuk memobilisasi dokter paru tersebut. “Beliau sudah siapkan dan beliau sudah koordinasikan dengan Bapak Wagub bahwa akan standby pesawat Trans Nusa yang jadwalnya akan ditentukan oleh Kadis Kesehatan untuk memobilisasi sesuai kebutuhan,” ucap dokter Domi.

Gubernur VBL juga sebut dokter Domi, memberikan support kepada para petugas yang bertugas. “Bapak Gubernur juga memberikan support untuk petugas yang bertugas. Saat ini saya juga telah mengundang teman-teman dari organisasi provinsi; mereka akan ke Dinas Kesehatan Provinsi NTT; baik ikatan dokter, ikatan perawat, laboratorium dan sanitasi. Kami semua berkumpul dan merumuskan peran apa yang bisa diambil berkaitan dengan upaya-upaya yang bisa diambil untuk tindakan kesehatan nanti dan juga upaya preventif dan promotif termasuk sosialiasi ke masyarakat agar tidak ada kegelisahan di lapangan,” kata dia.

Hal yang penting sambung dokter Domi, social distancing. “Tidak ada kompromi untuk hal ini. Kalian di rumah dan yang lain di lapangan untuk melayani. Karena satu orang bisa menularkan ke puluhan orang,” tegas dia dan mengaku akan memesan rapid test sebanyak kurang lebih 10.000.

Di tempat yang sama, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si. mengaku kehadiran Gubernur VBL dan Wagub Nae Soi sangat berarti terutama member kenyamanan secara psikologis bagi para dokter dan tenaga medis lainnya. Bahkan, “ tadi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur meminta kita membuat simulasi bagaimana jika diantara 101 orang ini ada yang positif,” kata mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.

Ditandaskan, dari 122 Orang Dalam Pemantauan atau ODP sejak 3 Maret 2020 lalu hingga kini menjadi 101. “Dibagi menjadi Kota Kupang 34, yang sembuh/selesai pemantauan 10 orang, jumlah saat ini 24 orang dan 1 orang masih dirawat di RS. Lembata 2 orang dan masih dirawat di RS, di Mabar 21, Kabupaten Kupang 2 orang, Sikka 15, TTS 4, Matim 1, Flotim 2, Malaka 1, Alor 1, Sumba Timur 6, Belu 5, SBD 8, Ende 3, Manggarai 6. Ende dari 3 orang 1 dirawat di RS, SBD di rumah, dan Sumba Timur ada 1 yang di rawat di RS. Alor dirawat di RS dan di Manggarai Barat ada 1 yang dirawat di RS,” ucap Marius. (L. Ng. Mbuhang/Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait