SURABAYA, Beritalima.com |
Hari ini dimulainya tatap muka, memang masih dalam proses bertahap ya. Pemerintah pusat sudah memiliki sinyal, diharapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ini bisa berjalan, tetapi dilihat lagi situasi di lingkungan masing-masing kota kabupaten. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat melakukan sidak PTM di SMKN 7 Surabaya, Senin (30/8/2021).
“Kita memulai pembelajaran SMA-SMK-SLB dari 2.563 unit pendidikan, ada 696.000 lebih siswa SMA SMK SLB yang masuk hari ini secara terbatas bertahap, jumlah ini adalah jumlah yang mewakili 20 kabupaten kota yang masuk pada PPKM level 3 dan 2. Jadi kalau hari ini kan hari terakhir level 4 di seluruh Indonesia, nanti sore ada evaluasi maka kita akan menyesuaikan kembali, kira-kira seperti itu posisinya pembelajaran tatap muka secara terbatas bertahap,” jelas Khofifah.
“Ini dilakukan sesuai dengan SOP dari Mendagri nomor 35 tahun 2021, 50% kapasitas kelas. Kemudian dua kali dalam seminggu, maksimal 4 jam, pelajaran @ 30 menit. Berarti 2 jam mereka masuk kelas. PTM juga tetap harus mendapat ijin orang tua, karena yang masuk ini kapasitas 50%, maka yang terjadi hybrid learning, artinya di sana ada pembelajaran, di rumah juga ada pembelajaran,” lanjutnya.
“Saya memang meminta kepada dinas pendidikan dan Kepala Dinas Kesehatan, mohon bersabar, dari kementerian Kesehatan yang diwajibkan semua, tetapi akan lebih nyaman jika murid mendapatkan fasilitas prioritas. Kelas 12 adalah tahun terakhir mereka mendapatkan proses pembelajaran di SMA atau SMK, dari proses yang dilakukan kemarin, kita mendengar bahwa keinginan para orang tua untuk bisa mendapatkan pembelajaran tatap muka bisa dimaksimalkan. Namun kita tetap mengikuti perkembangan dari Kepala Dinas Pendidikan,” tukasnya.
Hadir dalam kunjungan tersebut, kepala Dinas Pendidikan Jatim DR Ir Wahid Wahyudi MT beserta jajarannya, dan para pejabat terkait. Gubernur Khofifah lebih lanjut mengatakan bahwa saat ini di wilayah Jawa Timur sudah ada 20 kabupaten kota yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
“Terkait kegiatan PTM SMA, SMK, dan SLB negeri dan swasta di Jawa Timur dimulai dengan pembelajaran tatap muka terbatas dan bertahap. Salah satu syaratnya adalah bahwa sarana prasarana dan SOP Kemendagri nomor 35 tahun 2021, bahwa masing-masing sekolah itu sudah lengkap, termasuk di sekolah juga harus ada Satgas covid. Salah satu syarat wajib juga guru dan tenaga kependidikan harus sudah vaksin, dan Alhamdulillah sampai dengan hari ini di Jawa Timur untuk guru SMA SMK SLB sudah 88% vaksin, tinggal sekitar 12% yang belum vaksin itu karena berbagai kendala, misalnya ada tekanan darah tinggi dan lain sebagainya. Dan siswanya memang masih relatif sedikit, yang vaksin baru sekitar 12%. Oleh karena itu Gubernur Jawa Timur ibu Khofifah Indar Parawansa memberikan arahan kepada Bupati walikota se-jawa Timur agar memberikan prioritas vaksinasi kepada pelajar, di samping itu, ibu Gubernur Jawa Timur mengirim atau mengadakan vaksinasi serentak bagi para pelajar SMA SMK SLB, diharapkan para bupati walikota se-jawa Timur juga melaksanakan vaksinasi untuk siswa kabupaten kota yang masuk level 2 dan level 3,” terang Wahid yang mendampingi gubernur Khofifah.
Wahid menyebutkan data PTM bagi siswa SMA, SMK, dan SLB di Jawa Timur Level 2 dan Level 3 yang melaksanakan PTM Terbatas Bertahap (mulai Senin, 30 Agustus 2021) adalah,
1. Lembaga SMA, SMK, dan SLB adalah SMA Negeri dan Swasta : 1.037 Lembaga. Untuk SMK Negeri dan Swasta : 1.339 Lembaga, sementara SLB Negeri dan Swasta : 187 Lembaga. Jadi totalnya ada 2.563 Lembaga.
2. Siswa SMA, SMK, dan SLB
a) SMA Negeri dan Swasta : 302.163 Siswa
b) SMK Negeri dan Swasta : 385.283 Siswa c) SLB Negeri dan Swasta : 8.692 Siswa
TOTAL : 696.138 Siswa
“Alhamdulillah sudah 2.563. sekolah SMA SMK SLB swasta dan negeri yang mulai hari ini melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Untuk SMA SMK SLB sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun untuk SMP dan SD kemarin dilaporkan oleh para Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kota saat rakor secara virtual dengan Gubernur Jawa Timur, sekitar 90% sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Yang 10% hari ini Bupati dan walikotanya sedang melaksanakan koordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan. Jadi tentu ini akan disesuaikan dengan perkembangan wilayah, kalau misalnya nanti ada kabupaten kota tertentu yang berubah merah maka tentu PTM terbatas akan kita hentikan. Tetapi sebaliknya, apabila ada daerah yang semula merah kemudian masuk level 3 level 2, maka akan kita laksanakan pembelajaran tatap muka. Dan satu prinsip harus ada rekomendasi dari Satgas covid setempat dan siswanya juga harus mendapatkan persetujuan atau izin dari orang tua siswa,” pungkasnya.(Yul)