ISTANBUL, beritalima.com – Pertama kali menginjakkan kaki di Istanbul, Turki, pengin langsung menuju Selat Bosphorus. Keingintahuan segera ini, setelah membaca majalah pariwisata di atas pesawat dalam penerbangan 12 jam dari Jakarta menuju Istanbul.
Rasa keingintahuan tersebut baru terwujud sehari kemudian, karena memang jadwal pesiar ke objek itu sudah diatur sehari setelah mendarat di bekas Ibukota Turki itu.
Selat Bosphorus, berbatasan dengan Laut Hitam di sisi selatan dan Marmara di utara. Selat ini menghubungkan antara daratan Eropa dengan Asia.
Benar, untuk melihat langsung dari dekat terhadap dua benua yang berbeda itu, para wisatawan menumpang kapal feri wisata dari dermaga Kabatas, Istanbul. Dari dermaga tadi, selanjutnya berlayar selama 1,5 jam.
Yang membuat kagum adalah, selat tersebut terlihat bersih. Di saat kita asyik melihat dari kejauhan daratan Eropa dan Asia, pada jarak dekat terlihat banyak burung pemakan ikan beterbangan di sekitar feri pengantar wisatawan. Burung-burung tadi tiba-tiba menukik di atas permukaan air, sambil memangsa ikan-ikan kecil. Luar biasa!
Di daratan Eropa, terlihat bangunan istana, tempat ibadah dengan arsitektur khas Eropa. Sementara di sisi utara banyak rumah-rumah kuno yang masih terawat yang dengan baik. Bangun itu konon dibangun sekitar abad 17-18.
Menariknya saat berlayar, kapal feri yang ditumpangi melewati bawah dua jembatan panjang sebagai pertanda tersambungnya antara Asia dengan Eropa.
Jembatan pertama selesai dibangun 1974 dengan panjang 1.074 meter bernama Jembatan Bosphorus. Sedangkan satunya diberi nama Jembatan Fatih Sultan Mehmet, selesai dibangun 1988, dengan panjang 1.090. Selat tersebut saat itu sudah dikenal sebagai lalu lintas perdagangan rempah-rempah. (Dik)