MAKASSAR. Masyarakat Bone kerap menggunakan humor dalam kehidupannya. Bahasa humor masyarakat Bone sangat bertele-tele. Humor membuat cerita atau percakapan lucu dan menghibur.
Hal itu disampaikan Andi Muh.Taufiq di depan tim penguji sidang promosi yang dipimpin Prof.Dr.Anshari,M.Hum. dan anggota: Prof.Dr.Achmad Tolla,M.Pd., Prof.Dr.Suradi Tahmir,M.Si., Prof.Dr.Jufri,M.Pd., Prof.Dr.Johar Amir,M.Hum., Dr.Ramly,M.Hum., dan Dr.M.Arifin Zaidin,M.Pd.
Dosen STKIP Muhammadiyah Bone mempertahankan penelitian disertasinya dengan judul “Kajian Gaya Bahasa Humor Masyarakat Kabupaten Bone (Suatu Tinjauan Sosiopragmatik)” pada Rabu (30/1) di Aula AD PPs UNM.
Temuan disertasi, yaitu pertama humor Bone menggunakan kata berlebihan. Kedua, humor Bone berfungsi rasa senang, marah, jengkel, dan simpati.
Ketiga, orang Bone menganggap humor budaya hidup dan refleksi pikiran untuk mengkritik masalah kehidupan.
Keempat, karakteristik humor orang Bone menggunakan bahasa Bugis dialek Palakka. Kebiasaan orang Bone menggunakan sindiran dengan gaya bahasa retoris.
Setelah menjawab sanggahan dewan penguji, Andi Muh.Taufiq dinyatakan lulus dengan IPK 3,75 atau predikat kelulusan sangat memuaskan. Dia tercatat sebagai alumni doktor ke-772 PPs dan ke-59 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Prof.Dr.Anshari,M.Hum. selaku Promotor dan Ketua Sidang mengapresiasi kajian humor. Setiap masyarakat di Indonesia, termasuk orang Bone menyimpan banyak cerita lucu yang dapat dijadikan sebagai aset budaya.
“Humor orang Bone sangat penting didokumentasi karena dapat menjadi bahan ajar bagi guru atau dosen dalam proses pembelajaran. Humor juga untuk menghilangkan stress sebagai terapi kejiwaan,” kata Asdir 3 PPs UNM.(Maruf)