LUMAJANG, beritalima.com – Usia remaja seperti masa di SMA adalah masa pencarian jati diri, dengan sifat ingin tahu yang mendominasi. Sifat remaja yang ingin tahu ini harus diimbangi dengan pasokan informasi yang baik dan benar agar remaja terhindar dari malapetaka, termasuk malapetaka akibat terkena penyakit HIV/AIDS yang kini menjadi ancaman nyata. Pasalnya beberapa penelitian menunjukkan kasus remaja terkena HIV/AIDS akibat kurangnya informasi. Untuk itu remaja wajib mendapatkan informasi bahaya HIV/AIDS sejak dini agar terhindar dari bahaya penyakit yang mematikan ini. Pendapat ini disampaikan oleh Laili Nur Azizah, dosen Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang di kampus setempat (30/4).
Menurut dosen Praktek Klinik Keperawatan Terpadu (PKT) ini, salah satu cara menginformasikan bahaya, dan pencegahan HIV/AIDS adalah dengan kegiatan penyuluhan tatap muka langsung kepada siswa. “Kami di Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang rutin melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan, termasuk penyuluhan bahaya HIV/AIDS kepada siswa. Kegiatan terbaru yang kami lakukan adalan memberikan penyuluhan kepada siswa di SMAN 1 Yosowilangun, Lumajang pada 27 April lalu. Selain melibatkan dosen, kegiatan juga dimotori oleh mahasiswa,” jelas Laili Nur Azizah.
Sebanyak 280 siswa dan siswi hadir dan turut memeriahkan kegiatan tersebut. Penyuluhan meliputi penjelasan mengenai apa itu penyakit HIV/AIDS, bagaimana penyebabnya, apa gejalanya, serta bagaimana cara menghindarinya. Kegiatan penyuluhan menjadi menyenangkan karena dilengkapi pemutaran film dan diskusi interaktif. Yusrolana salah satu siswi SMAN 1 Yosowilangun mengaku senang mendapatkan informasi terkait HIV/AIDS. ‘’Banyak informasi dan ilmu baru yang saya dapatkan, poin yang paling saya ingat sampai saat ini yaitu mengenai penyebab dan tanda gejala awal penyakit HIV/AIDS. Tadi saya juga sempat bertanya mengenai cara menghindari penyakit HIV/AIDS. Terimakasih untuk kakak kakak yang sudah memberikan ilmu baru kepada saya dan teman-teman,” kata Yusrolana.
Dukungan juga datang dari Abusaman, Kepala Sekolah SMAN 1 Yosowilangun yang hari itu turut mendampingi siswanya. Dirinya berharap informasi yang didapat dari sumber yang terpercaya seperti dari Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang membuat seluruh siswanya mengerti akan bahaya penyakit HIV/AIDS dan juga bahaya Narkoba. Senada dengan Abusaman, Wido Laksono selaku perawat di Puskesmas Yosowilangun merasa tugasnya terbantu dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Begitu pula Hardian Tri Handoko, mahasiswa yang menjadi salah satu pemateri. “Senang berbagi ilmu dengan siswa siswi SMAN 1 Yosowilangun, tadi banyak siswa siswi yang tertarik dengan materi yang kami sampaikan, banyak pertanyaan yang diberikan oleh siswa dan siswi berikan kepada kami,” tuturnya.
Selain melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan, Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang juga menggelar melakukan kegiatan “Gelora Sapa” atau Gerakan Olahraga Sabtu Pagi. Gelora Sapa adalah kegiatan rutin setiap hari Sabtu pagi merupakan Suatu kegiatan olahraga yang dilakukan bersama masyarakat. Lokasi kegiatan bisa bergantian sesuai kebutuhan. Seperti yang dilakukan di Puskesmas Pembantu di Desa Kudus, Kecamatan Klakah (27/4).
Selain menggelar kegiatan senam pagi bersama, dosen dan mahasiswa mengadakan penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), penanganan penyakit hipertensi, serta pemeriksaan gula darah bersamaan dengan program Pos Pembinaan Terpadu (Posbidu) dari Puskesmas Klakah. “Kegiatan Posbidu hari ini spesial karena diisi dengan Gelora Sapa dari Universitas Jember Kampus Lumajang. Adanya olahraga bersama membuat warga jadi lebih semangat, apalagi pencegahan hipertensi salah satunya dengan rutin berolahraga,” jelas Titik Susihandari, perawat di Puskesmas Klakah yang membawahi Puskesmas Pembantu di Desa Kudus. Hari itu ada 30 warga yang turut aktif mengikuti Gelora Sapa.
Kegiatan Gelora Sapa yang bersamaan denga Posbidu di Desa Kudus menjadi pengalaman baru bagi mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang. Apalagi Desa Kudus adalah desa berprestasi di bidang kesehatan, dibuktikan dengan diperolehnya predikat Desa Bebas Buang Air Sembarangan 2013, Desa dengan Puskesmas Pembantu terbaik kedua di tahun 2013, Juara ketiga Desa dengan inovasi Posyandu tahun 2018, serta Desa Siaga terbaik tahun 2018.
“Banyak pengalaman dan ilmu baru yang kami peroleh dengan mengikuti kegiatan Posbidu yang diadakan oleh Puskesmas Klakah. Pengalaman dan ilmu ini menjadi motivasi bagi kami untuk menjadi perawat yang profesional,” tutur Muhammad Rizal yang memimpin kawan-kawannya mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang. (Tim Kampus Lumajang/ags/ich)