Dengan segala macam hiruk pikuk dan kesemrawutannya, sekilas tak ada yang berbeda dari Pasar Kebayoran dengan pasar tradisional yang lainnya.
Pasar Kebayoran, seperti pasar tradisional pada umumnya, kegiatan ekonomi berjalan sangat sederhana di sini, yakni sebatas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makanan, pakaian, alat-alat elektronik loak seperti televisi, radio, handphone dan sebagainya. Ada pula yang menjual hewan seperti burung, kelinci dan hewan peliharaan lainnya.
Namun tak hanya itu, ada yang unik di sudut pasar yang terletak di pinggir Stasiun Kebayoran ini. “Kampoeng Gallery” namanya. Tempat yang berlokasi di belakang Stasiun Kebayoran ini memiliki cita rasa seni sangat kental. Bisa dibilang, Kampoeng Gallery adalah tempatnya para pecinta seni.
Di Kampoeng Gallery Pasar Kebayoran, terkumpul barang-barang koleksian untuk dijual, sehingga tak jarang para kolektor berburu barang antik di sini. Di sini Anda bisa menemukan buku terbitan lama, lukisan, kamera “jadul”, serta barang-barang unik dan antik lainnya dengan kisaran mulai dari harga dari sepuluh ribu sampai jutaan.
Para pedagang di Kampoeng Gallery Pasar Kebayoran ini juga bersikap ramah, sehingga Anda bisa betah berlama-lama di sini. Salah satu tempat yang ramai dikunjungi ialah milik Om Ivan, penataan furniturenya yang bergaya klasik akan membuat Anda betah berlama-lama di sini ditemani seruput kopi sambil membaca buku.
“Buku-buku yang dijual di sini rata-rata buku koleksi pribadi, ada juga yang dari sumbangan teman, sisanya saya hunting sendiri” ucapnya santai. “Di sini buka dari jam sembilan pagi sampai tutup, kapanpun, ketika benar-benar sudah tidak ada orang” ia menambahkan sambil tertawa.
Kebanyakan pengunjungnya anak muda, adalah mereka yang bergabung menjadi sebuah komunitas, sehingga rasa kekeluargaan sangat terasa di sini. “Di sini sudah seperti rumah sendiri” papar Dimas, salah satu pengunjung setia.
Pasar tradisional memang identik dengan becek, macet dan kesemrawutannya, tapi tak hanya itu, pasar tradisional juga memiliki sisi positif, yakni tempat berkumpulnya semua kalangan masyarakat dari mulai ibu rumah tangga, pecinta hewan, para kolektor, bahkan juga bisa dijadikan tempat “nongkrong” anak muda. Siapapun dapat memasuki dan berbelanja di pasar tradisional. Oleh sebab itu, bagi semua golongan masyarakat, pasar tradisional tak akan pernah pudar maknanya.
Penulis : Ellita Zahara Husna
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta