SUMENEP, beritaLima – Salah satu harta karun Kabupaten sumenep Madura adalah karya Keris yang dibuat di desa Aeng Tong Tong Kecamatan Saronggi Sumenep, Madura Jawa Timur. Di desa inilah sebuah desa yang mayoritas penduduk warganya menjadi pengrajin keris yang berkualitas dan hampir seluruh desa Aeng Tong Tong adalah seorang kerismaker yang ahli.
Desa ini memiliki budaya sejak zaman kerajaan Sumenep.
Dahulu raja – raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata kepada tentara dari desa ini. Tapi seiring berjalannya waktu, penciptaan Keris, awalnya hanya berdasarkan pesanan untuk warisan dan senjata Kris, kini mengembangkan Kris dan cinderamata dekoratif yang dibawa ke pelosok dunia.
Keris dari Aeng Tong Tong sangat populer di kalangan kolektor dari negara-negara di Asia Tenggara. Para kolektor ingin terus membeli keris dari daerah ini karena motifnya selalu unik dan menarik. Suara balok logam keras, suara besi di roda gerinda, terdengar di setiap sudut – sudut desa.
Saat ini, jumlah pengrajin keris atau sering Empu di Aeng Tong Tong 640 orang. Jumlah ini terbesar di Asia Tenggara. Di daerah Yogyakarta saja, jumlah profesional keris hanya memberitahu 10-15 orang saat budaya Jawa saat ini masih ada, bahkan Keraton masih ada dan diperintah oleh Sultan.
Hari ini Sabtu (17/ 03/ 2018) desa Aeng tongtong secara resmi dinobatkan sebagai desa keris yang diresmikan oleh Bupati Sumenep, DR. KH. A. Busyro Karim, MSi. Didampingi kepala dinas Pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga Kabupaten Sumenep, Sufiyanto, SE, MSi. Kepala dinas sosial, kepala desa Aeng tongtong serta pejabat lainnya.
Selain penetapan desa Keris, bupati Sumenep juga menyerahkan SK Pokdarwis kepada kepala desa Aeng tongtong dan Empu Sanamo sebagai pengrajin keris senior desa Aeng tongtong
“Selamat kepada Warga Masyarakat desa Aeng tongtong karena desanya telah ditetapkan sebagai desa Keris. Mudahan peristiwa hari ini akan memacu semangat dan motivasi untuk terus berkarya melalui kerajinan keris serta dapat memanfaatkan peluang yang dengan sebaik – baiknya”, demikian sampai kan Bupati Sumenep DR. KH. A. Busyro Karim, MSi. Pada peresmian desa Keris Aeng tongtong.
Menurutnya, eksistensi keris tidak hanya diakui di nusantara, tetapi juga di dunia. pada tahun 2005 lalu, pbb telah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non bendawi. “pada saat itu, ada lima karya budaya indonesia yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari unesco yaitu wayang, keris, angklung, batik, dan tari saman gayo”, jelas bupati Busyro Karim.
Bupati berharap kepada para empu, sesepuh dan pelaku keris di desa aengtongtong ini, saya berharap agar tidak bosan-bosannya melestarikan setiap tradisi luhur para pendahulu, khususnya kepada para generasi muda sebagai penerus perjuangan di masa mendatang.
“Kebudayaan dan tradisi akan hilang, jika tidak diwariskan kepada generasi penerus saat ini”, pungkas bupati Sumenep DR. KH. A. Busyro Karim, MSi.
( An )