MENUJU INDUSTRI PARIWISATA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Oleh :
MOCH UNTUNG SUPRIYANTO
( IPJI JATIM )
I . PENDAHULUAN
Tak dipungkiri lagi bahwa, Pariwisata adalah sektor yang merupakan salah satu pilar utama ekonomi suatu negara. Pentingnya pengembangan di sektor ini dapat kita lihat, dimana negara-negara di belahan manapun di dunia ini, begitu gencar melakukan pengembangan kepariwisataan daerahnya. Di negara maju, sudah merambah pada industri pariwisata untuk memacu mesin penghasil devisa negaranya .
Apakah indonesia akan menuju industri pariwisata ?. Dalam sudut pandang penggalian devisa negara sektor non migas,tentu saja jawabannya “ya”. Tetapi yang perlu digaris bawahi adalah, kacamata industri yang mana yang akan kita pakai, industri pariwisata yang seperti apa yang pas di terapkan di negeri kita ini. Masih perlu sekali menjelaskan serta mendewasakan pemikiran tentang industri pariwisata kepada masyarakat. Agar tidak terjadi kerancuan dan pemikiran yang kebablasan yang mengakhibatkan justru kontaminasi budaya luar yang mewarnai budaya kita sendiri. Dan hal ini sudah banyak terjadi di beberapa daerah di indonesia.
“Ngono yo ngono, ning ojo ngono” , nampaknya kalimat R.Ng. Ronggowarsito,sang maestro tanah jawa ini sangat relevan sebagai pengingat kita dalam membuat ” zona marking” pengembangan Industri pariwisata indonesia. Pembatasan sangatlah perlu,mengingat derasnya arus globalisasi di segala bidang saat ini. Pengembangan potensi lokal tidak boleh menghilangkan karakter bangsa . Justru sebaliknya dimana penguatan karakter bangsa adalah modal dasar dari pengembangan pariwisata indonesia yang berbasis industri. Karakter asli inilah yang dimunculkan di permukaan dan dijadikan magnet utama menarik wisatawan.
Ini sangatlah masuk akal, karena sesuatu yang orisinil selalu mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Karena di dalamnya terdiri dari dua substansi dasar yaitu asli dan murni, yang membuat orang akan lebih berfikir ke arah nilai daripada harga. Secara otomatis akan terjadi resultan pendorong kata “deal” yang sama-sama melegakan kedua belah pihak.
Dalam kunjungan ke Kabupaten Pacitan kali ini, saya (penulis) mencoba menggali potensi pariwisata yang ada, sehingga bisa di maksimalkan dengan pola pengembangan Industri Pariwisata terpadu dan berkesinambungan, yang lebih kompetitif.
II . POTENSI WISATA KABUPATEN PACITAN
Kota Seribu Goa, demikian sebutan bagi kota yang terletak di ujung barat daya pulau jawa ini. Kabupaten yang didominasi pegunungan kapur ini memang sangat dikenal memiliki banyak sekali Goa indah nan eksotis. Salah satunya adalah goa gong, goa dengan predikat yang terbaik di asia.
Bibir pantai dengan karakter yang beragam juga melengkapi keindahan alamnya. Deburan ombak yang menggulung di kejauhan tampak bercanda dengan para peselancar, adalah pemandangan yang bisa kita temui di pantai pancer . Memang surfing adalah kegemaran wisatawan asing, dan mereka cukup dimanjakan oleh alam bumi pacitan. Bagi penyuka eksotisme pantai, ada pantai Klayar dengan gugusan karang, serta harmonisasi suara seruling alam yang acap kali bersiul dan menimbulkan nada-nada tertentu ketika ombak menerjang. Masih banyak lagi pantai-pantai lain yang tak kalah menarik yang bisa kita kunjungi di pacitan
Pacitan dikenal sebagai penghasil aneka batuan yang telah dijadikan industri kecil bagi perajin batu akik. Kilau batuan sempat menjadi primadona di awal tahun 2015. Batu akik pacitan mempunyai ciri khas sendiri di bandingkan dengan batu hias dari daerah lain, seperti aceh ataupun garut.
Berbicara pariwisata, tentu tak lepas dari wisata kuliner. Di sektor pertanian ada beberapa jenis varietas tanaman pertanian yang bisa dikembangkan menjadi makanan olahan penunjang wisata kuliner. Ubi kayu adalah produk pertanian unggulan selain jagung. Tanaman buah buahan seperti jeruk dan pisang juga sudah cukup terkenal. Ini bisa dikembangkan sebagai buah tangan ketika berkunjung di pacitan
Kesenian dan Budaya di pacitan juga cukup beragam. Ada beberapa yang cukup unik dan bisa dijadikan sajian bagi wisatawan yang berkunjung. Petik pari, mantu kucing , jangkrik genggong dan masih banyak lagi kesenian khas pacitan yang menarik.
III . PERMASALAHAN UTAMA PENGEMBANGAN PARIWISATA
III.1 SARANA TRANSPORTASI
Untuk menuju pacitan sampai saat ini hanya ada satu pilihan, yaitu alat transportasi darat. Dari surabaya ada transportasi umum berupa bis besar AKAP ber-AC. Demikian pula dari arah jogjakarta juga tersedia bis besar ber-AC. Hanya saja bus tersebut belum beroperasi 24 jam. Ada jalur bus kecil dari ponorogo ke pacitan. Jalur ini cukup ramai dan jadi pilihan warga pacitan. Pembangunan jalan raya jalur selatan yang masih belum selesai, dan tidak adanya bandara komersial juga menjadi faktor penghambat berkembangnya pariwisata Kabupaten pacitan. Beberapa kali lobby sudah dilakukan tetapi nampaknya masih mengalami kebuntuan. Memang kita perlu menyadari bahwa wilayah udara kabupaten pacitan adalah zona latihan tempur bagi TNI AU. Hal ini harus segera di carikan solusi alternatif yang memungkinkan untuk segera membuka bandara baru. Bisa saja dilakukan penjajakan dengan kabupaten lain yang dekat dari Kabupaten Pacitan.
III.2 HOTEL DAN PENGINAPAN
Ketersediaan hotel di kabupaten Pacitan dapat dikatakan masih belum memenuhi syarat untuk menuju industri pariwisata. Banyak sekali faktor yang harus di perbaiki. Dari sisi jumlah hotel masih sangat kurang. Sistem pelayanan hotel dan penginapan juga masih banyak yang harus di standartkan dengan hotel dan penginapan berskala industri. Pembangunan hotel nantinya harus benar benar terpola dan terukur dengan baik, sehingga bisa sesuai dengan harapan. Misalnya dalam memilih letak hotel harus mempertimbangkan jarak hotel dengan obyek wisata, serta mempertimbangkan nuansa hotel yang berkaitan dengan terbit dan tenggelam matahari, ataupun view yang melatari pandangan mata pengunjungnya. Dan masih banyak faktor yang lain yang bisa dijadikan pertimbangan.
III.3 EVENT SENI DAN BUDAYA
Banyak sekali event seni dan budaya yang telah di gelar selama ini di Kabupaten Pacitan. Hanya saja masih jauh dari kata maksimal. Ibarat masakan yang seharusnya sedap tetapi jadi hambar karena kurang garam, ditambah lagi tak ada piring yang bersih untuk menyajikannya. Se-enak apapun masakannya akan membuat selera makan jadi turun. Ini hal yang perlu diperhatikan jika kita bicara sajian seni dan budaya pada level international. Ruh seni dan budaya ini akan hilang manakala hanya pelaku seni dan budaya saja yang menyajikan tanpa keterlibatan secara totalitas masyarakat. Kesadaran untuk “ mulat sariro hangroso wani handarbeni, hangrungkebi ” ( mawas diri,memiliki dan membela ) haruslah ditumbuhkan. Mengingat bahwa seni dan budaya yang kita sajikan adalah refleksi atau pun artikulasi dari peradaban masyarakat yang menyajikannya. Kemapanan dan keteraturan suatu kaum dapat dilihat dari pagelaran seni dan budayanya
Saya mencontohkan Bali yang masyarakatnya secara totalitas memakai busana tradisional mereka, di setiap ada perayaan dan event budaya yang mereka gelar. Ternyata tersaji sebuah warna berbeda yang ditangkap wisatawan asing sebagai sesuatau yang sangat unik dan menarik. Hal tersebut dilakukan secara kontinyu dan konsisten dari waktu ke waktu sehingga tercipta karakter masyarakat bali yang sangat kuat. Sampai-sampai pada suatu kesempatan saya melakukan komunikasi melalui internet dengan sahabat saya di dunia maya, yang berasal dari amerika. Saya mencoba mengenalkan beberapa destinasi wisata di indonesia. Lantas dia bertanya, dimana itu?. Lantas saya jelaskan bahwa tempat-tempat yang saya tunjukkan tadi berada di indonesia. Diluar dugaan kawan saya itu bertanya lagi, indonesia itu dekat kah dengan Bali ?. Ini salah satu bukti keberhasilan bali yang secara konsisten memelihara dan merawat budayanya yang akhirnya menjadi icon wisata dunia.
II.4 INDUSTRI KREATIF
Pemanfaatan potensi alam yang tersedia memang sudah dilakukan. Mulai dari pengolahan batu mulia dan batu hias, industri rumah tangga batik pacitan sampai dengan kulinernya. Tetapi yang perlu diperhatikan disini tidak disertai dengan penggalian informasi yang bisa dijadika issue baik dari sisi proses,fungsi ataupun manfaat yang melatar belakangi produk tersebut,sehingga bisa sejajar dengan produk tingkat international. Sisi edukasi bagi wisatawan yang berkunjung terbukti mampu mengangkat nilai jual event serta produk industri yang disajikan.
Jogja dengan seni pembuatan gerabah di kasongan telah membuktikannya. Dan mestinya Pacitan dengan cukupnya ketersediaan sumber daya alam yang menjadi bahan baku utama industri kreatif ,bisa lebih baik lagi. Eksplorasi yang disertai evaluasi harus terus dilakukan secara terus menerus sehingga akan tercapai taraf kesadaran dan kreatifitas masyarakat
III.5 POKDARWIS
Sebuah terobosan bagus telah digagas dan di luncurkan pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur yaitu Kelompok Sadar Wisata atau disingkat POKDARWIS. Keberadaan POKDARWIS jika dilihat dari latar belakang, tujuan,serta semangat pembentukannya, diharapkan mampu mengangkat citra tempat wisata setempat . Perintah benar-benar memahami bahwa kepentingan pengembangan pariwisata ini memerlukan keterlibatan masyarakat lokal yang notabene menjadi pelaku dan pelaksana baik secara langsung ataupun tidak langsung di suatu lokasi yang menjadi destinasi wisata.
Mereka ini adalah ujung tombak pelaksana lapangan dari kepentingan pengembangan pariwisata daerah. Pemerintah sudah melakukan beberapa pelatihan guna menunjang pelaksanaan dan meningkatkan kemampuan personal anggotanya dalam hal kepariwisataan dan semua faktor pendukungnya. Ibaratnya, ini adalah embrio atau prototype masyarakat indonesia dengan tingkat kesadaran yang melekat akan pentingnya memelihara dan melestarikan potensi wisata yang ada di sekitarnya. Seperti tokoh dalam cerita pewayangan, “ jabang bayi Tetuko” yang kelak akan “miyak megantoro” terbang dan membelah angkasa menjelma menjadi Gatotkaca, “sakti mandroguno ora tedhas tapak paluning pandhe”
Sasaran utama POKDARWIS ini sebenarnya adalah masyarakat, oleh karena itu perlu dibuatkan suatu pola pengembangan yang tersistem dan tersinergi, baik antar anggotannya, pihak- pihak yang terkait dan berkepentingan dengan pariwisata setempat, ataupun masyarakat luas secara umum.
- PRINSIP INDUSTRI PARIWISATA TERPADU
Melalui penggalian informasi dan observasi di beberapa tempat wisata di kabupaten pacitan yang hasilnya telah saya paparkan diatas , saya menganggap ada beberapa komponen penunjang pengembangan kepariwisataan kabupaten pacitan,yang harus dibenahi ataupun ditambah supaya lebih mempunyai daya saing dan menjadi destinasi wisata unggulan di tingkat nasional bahkan internasional.
Saya merumuskan dan mengerucutkan kepada 3 hal yang harus dipunyai dan di jadikan issue menuju kompetisi kepariwisataan tersebut. Dalam konteks pariwisata sebagai objek ataupun produk tiga hal tersebut menjadi kunci keberhasilan .
IV.1. MENCIPTAKAN UNGGULAN
Kelebihan utama apa yang dimiliki sehingga sesorang harus ke pacitan. Kadang kala kita kurang percaya diri dengan apa yang kita punya,padahal kitalah yang sebenarnya kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenali diri kita sendiri.Ada suatu cerita tentang seseorang yang pada awalnya merasa minder dengan kekurangan yang ada pada fisiknya. Dia hanya mempunyai satu lengan kanan. Tetapi dengan kemauan keras dan didampingi guru yang hebat akhirnya dia mampu menjadi juara mengalahkan pesilat hebat dari negeri lain. Dia sendiri heran kenapa bisa menang. Akhirnya pertanyaan besar itu di jelaskan oleh gurunya , bahwa jurus yang dipelajari itu sama dengan jurus yang dipakai lawannya, tetapi karena dia hanya mempunyai lengan kanan saja jurus itu menjadi sempurna, karena kelemahan jurus terdahsyat tadi adalah apabila terpegang lengan kirinya oleh lawan.
Cerita tersebut setidaknya membuat kita tidak mudah putus asa dan tidak takut bayangan yang akan terjadi. Dengan kerja cerdas dan kerja keras memaksimalkan segala sesuatu yang sudah ada dan menggali segala kemungkinan yang bisa diangkat menjadi sesuatu yang berbeda dengan daerah lain saya yakin pacitan sangat layak untuk itu
IV.2. MENAWARKAN SESUATU YANG SENSASIONAL
Setelah menggali dan memaksimalkan segala sesuatunya maka tawaran sensasional yang membuat seseorang menjadi penasaran dan tumbuh keinginan kuat untuk mengunjungi harus mengikutinya. Ini soal kemasan dan tata cara penyajian
Kita ambil satu contoh, misalnya pacitan akan menggelar upacara budaya “ petik pari”. Kita harus kembali menggali sejarah dan memetakannya menjadi dua hal. Pagelaran tersebut mengandung dua unsur yaitu tontonan dan tuntunan. Dari situ kita teruskan dengan menggali unsur kunci yang menjadi esensi pagelaran, untuk kemudian memilah dan memilih mana saja yang bisa di kembangkan baik tata cara upacara ataupu hal- hal yang bersifat non teknis seperti waredrobe dan opsional pendukung lainnya.sehingga pagelaran itu menjelma menjadi sesuatu yang besar,megah dan fantastis tanpa harus kehilangan “ ruh” yang menjadi intisari perhelatan. Dan jangan lupa bahwa keterlibatan masyarakat secara totalitas akan membentuk karakter yang mempunyai nilai jual yang tinggi.Itulah kenapa upacara ngaben di bali, salalu mampu menyedot wisatawan asing begitu banyaknya, serta ditunggu-tunggu semua wisatawan
IV.3.JANJI YANG TERPERCAYA
Sehebat apapun promosinya ketika kenyataanya tidak seperti ekspektasi yang ada di pikiran mereka akan menjadi bumerang bagi kita sendiri. Jadi segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik dan matang, sebelum di luncurkan di pasar. Untuk menata itu semua memang perlu kesungguhan dari masyarakat. Sesuai semangat revolusi mental, haruslah segera dilakukan pengajaran yang tersistem dan berkelanjutan dari genegrasi ke generasi di seluruh strata masyarakat.
- LANGKAH TAKTIS MENUJU INDUSTRI PARIWISATA TERPADU
Untuk mendorong percepatan terwujudnya industri pariwisata di pacitan, saya memandang perlu dibentuk suatu penopang sistem yang akan dikembangkan tersebut. Sarana tersebut yang akan menjadi wadah dan sentral pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan berjalannya program kerja
V.1. KAMPUNG KOMUNITAS
Kampung komunitas disini adalah wadah bagi pelaku industri pariwisata. Dalam membuat kampung komunitas ini perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut .
Pertama, mengumpulkan pihak-pihak yang menjadi komponen utama dan dibentuk suatu susunan kepengurusan yang menjadi pengendali program. Meskipun tidak dilibatkan dalam kepengurusan, tokoh masyarakat,budayawan dan para sesepuh harus di undang. Ini penting karena doa restu dari mereka saya yakini menjadi suatu energi tersendiri.Ajak pula pengurus komunitas lain diluar pariwisata,seperti komunitas fotografi, film dan cinema, komunitas kuliner, dan sebagainya. Karena keberadaan mereka akan mempermudah penyebaran informasi, apalagi DISBUDPARPORA kabupaten pacitan memiliki mobil bioskop keliling yang bisa dimanfaatkan untuk menampilkan eksistensi mereka.
Kedua, melakukan pelatihan kepada pengurus dan semua pihak yang menempati kampung komunitas ini. Pelatihan ini meliputi pengetahuan seni dan budaya, pelatihan bahasa serta pelatihan strategi marketing modern. Target dari semua pelatihan yang dilakukan adalah membentuk militansi yang melekat pada diri mereka. Pola kekeluargaan sangat ideal untuk komunitas ini. Ciptakan prinsip keterbukaan, saling asah,asih dan asuh. Karena dengan demikian akan tercipta sinergi satu sama lain yang bermuara pada kesepahaman. Kampanyekan secara terus menerus komunitas ”cinta pacitan” ini. Ajaklah semua relawan atau simpatisan yang sepaham. Wadahi dengan group di jejaring sosial seperti facebook,bbm,twiter,whatsapp dan sebagainya.
Ketiga menentukan lokasi yang akan dijadikan icon wisata tempat didirikannya kampung komunitas ini. Membikin pengaturan baik posisi, bentuk bangunan dan maupun fasilitas pendukung lainnya. Cluster ditata dengan pola asli yang dapat kita gali dari literatur lama mulai dari bentuk rumah, pakaian sampai dengan pola hidup keseharian. Disini berkumpul suatu masyarakat binaan berkualitas, baik dari sisi pengetahuan ataupun sisi teknis pembuatan produk barang serta jasa.Yang menjadi titik berat adalah pola edukasi bagi wisatawan. Di kampung ini pagelaran kesenian diadakan setiap hari sehingga pengunjung bisa setiap saat menikmati suguhan kesenian yang ada di pacitan. Karena kampung komunitas ini bersifat terbuka untuk umum maka diperlukan lahan yang cukup luas dan memadai, serta sistem keamanan yang harus benar-benar baik.
V.2 INFORMASI PARIWISATA SATU PINTU
Dengan Berdirinya kampung komunitas maka perlu dibuatkan penguatan sehingga komunitas ini bisa eksis berkesinambungan. Di dalam kampung komunitas ini didirikan rumah induk yang menjadi sentral kampung. Didalam rumah induk inilah pergerakan indusri kepariwisataan di amati dan dikaji dari waktu ke waktu. Didalamnya berisi team management yang bertanggung jawab mulai membikin pembinaan, menggodok program kerja yang kompetitif, sampai dengan merumuskan pola marketing yang efektif dan efisien. Misalnya membuat paket wisata yang lebih menarik dan lain-lain
Rumah induk ini adalah bank data pariwisata pacitan. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata pacitan dapat di akses disini. Rumah induk ini terbuka 24 jam jadi kapanpun seseorang membutuhkan informasi akan dilayani customer servis, baik yang datang langsung maupun melalui telepon,chating ataupun melalui jejaring sosial lainnya. Dari rumah induk ini pula pengembangan sistem informasi publik dikembangkan dengan modern. Mulai dari perbaikan tampilan website, misalnya dengan memperbaharui visual seperti teknologi virtual reality 360 baik foto maupun video sehingga keindahan wisata bisa dinikmati dengan aplikasi visual reality yang sudah banyak terdapat di gadget modern saat ini. Sampai dengan membuat ringan website ketika dibuka dan selalu menjadi halaman pertama dan teratas saat seseorang mengakses informasi wisata jawa timur
Pembuatan aplikasi yang bisa diunduh gratis di internet sehingga memudahkan wisatawan mengakses informasi, seperti letak objek wisata,harga hotel, sewa mobil dan sebagainya.dan tentunya didahului dengan melakukan komunikasi tersistem dengan pihak hotel ataupu rental mobil dan sebagainya. Ini sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman dan jaminan keakuratan informasi bagi wisatawan.
V.3 TELEVISI LOKAL
Televisi komunitas lokal perlu didirikan, hal ini berkaitan dengan pembentukan kesadaran lokal akan pariwisatanya. Programnya diisi dengan pola interaktif sehingga terjalin komunikasi horisontal antar masyarakat pacitan. Ini lebih mirip fungsi intercom dan radio pada jaman dahulu. Sehingga bisa jadi programnya juga berasal dari peran serta masyarakat baik kelompok maupun perorangan. Hotel ,restoran, fasilitas umum seperti terminal, kantor-kantor pelayanan publik, wajib menayangkan chanel ini minimal di area loby. Secara otomatis akan membentuk jaringan informasi. Promosi pariwisata menjadi program utama televisi komunitas ini. Tentu saja untuk mempromosikannya di dunia, televisi ini dapat di akses secara streaming melalui jejaring sosial semacam youtube dan sebagainya. Saya rasa akan berkembang dengan baik dan bisa menjadi warna baru buat Kabupaten Pacitan.
- PENUTUP
Banyak orang pandai yang mempunyai ide-ide cemerlang membangun negeri menjadi lebih berwarna. Banyak orang bijak yang mampu mengejawantahkan segala sesuatu dan merumuskannya menjadi sebuah norma dan tatanan perdabanyang bagus bagi negara tercinta. Banyak cerdik cendekia dengan kerangka berfikir yang mapan, sehingga menelorkan gagasan yang lebih spektakuler yang membuat negeri membahana. Dengan penuh kesadaran ,saya hanyalah selembar daun kering ditengah belantara nusantara ini. Tapi setidaknya, dengan segala keterbatasan yang ada, masih ada seberkas niat ikut memberikan sumbangsih pemikiran, yang mudah mudahan bisa membantu mengangkat pariwisata Kabupaten Pacitan menuju industri pariwisata yang lebih baik .
“ SEKALI KLAYAR TERKEMBANG, SURUT PACITAN BERPANTANG “