Itu sebabnya, begitu memasuki bagian dalam sanggar, mantan Kasatlantas Polres Malang tersebut langsung digiring tuan rumah serta pejabat utama Polres Banyuwangi menuju kerumunan wanita lanjut usia berpakaian batik dan kebaya khas Tanah Gandrung yang sedang memainkan musik lesung. Dari sini, AKBP Budi Mulyanto diajak masuk kedai kopi dan menjalani penisbatan sebagai warga kehormatan Suku Using. Penisbatan itu ditandai dengan pemasangan udeng asli oleh tokoh Sanggar Genjah Arum.
Usai mengenakan udeng baru, AKBP Budi Mulyanto kembali beranjak menuju pintu depan sanggar. Didampingi sejumlah pejabat utama Polres Banyuwangi, rupanya dia tengah menyambut seniornya di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, AKBP Bastoni Purnama, yang juga mantan Kapolres Banyuwangi. Dua lulusan Akpol itupun bertemu kembali di kedai kopi Sanggar Genjah Arum.
Dulu, saat AKBP Bastoni Purnama mengawali tugasnya di Banyuwangi juga mengalami prosesi yang sama saat menggantikan AKBP Tri Bisono Soemiharso. Kali ini Kabagbinkar Biro SDM Polda Metro itu ganti menyaksikan adik letingnya dinisbatkan sebagai warga kehormatan Suku Using Banyuwangi.
Kenangan lama semasa menjalani pendidikan di Akpol pun dikuak sedikit oleh AKBP Budi Mulyanto. Kedekatannya dengan AKBP Bastoni Purnama sudah diretas sejak menjalani taruna polisi. Bahkan saat lulus pendidikan, diapun masih minta petuah ‘Sang Kakak’ untuk mencari penempatan tugas.
“Lulus sebagai sepuluh besar biasanya ditempatkan di tujuh daerah konflik. Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebetulan saya bertugas di sana dan Kak Bastoni di Nusa Tenggara Barat (NTB),” kisahnya di hadapan pejabat utama Polres Banyuwangi serta Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi Syamsudin Adlawi.
Kepindahannya ke Jawa Timur juga atas saran dari AKBP Bastoni Purnama. Saat seniornya purna tugas di Banyuwangi untuk menjalani tugas baru sebagai Kabagbinkar Biro SDM Polda Metro, tongkat komando Polres Banyuwangi justru berpindah kepadanya.
“Itulah sejarah. Pesan saya kepada semua, jangan melupakan sejarah. Tetap bangun silaturahim karena suatu saat kita akan membutuhkan pertemanan itu,” tuahnya.
Sebelum AKBP Budi Mulyanto menguak sejarah kedekatan dengan seniornya, AKBP Bastoni Purnama SIK lebih dulu berkisah mengenai suka dukanya menjalankan tugas di Tanah Gandrung. Tidak hanya mengembangkan program positif ke luar, membangun revolusi mental internal juga dilakukan. Bahkan terakhir kali sebelum purna tugas mengadakan rukiyah mandiri tanpa kesurupan terhadap para personil Polres Banyuwangi.
“Sebelum merukiyah anggota, saya juga dirukiyah. Ternyata hasilnya terasa, jiwa menjadi lebih tenang,” cerita AKBP Bastoni.
Mencapai keberhasilan dalam membangun citra kepolisian di Banyuwangi diawali dengan membangun keharmonisan rumah tangga personil. Apabila rumah tangga anggota baik berarti di lingkungan tugasnya bisa diukur baik. Jika tugasnya baik berarti pelayanan terhadap masyakarat bagus.
“Cara itu juga kita topang dengan doa, sedekah serta pendekatan terhadap para tokoh agama. Alhamdulillah bisa berhasil meskipun jatuh bangun,” kupasnya.
Kepada penggantinya, AKBP Bastoni Purnama berharap agar Polres Banyuwangi bisa lebih maju. Para pejabat utama yang dulu menjadi bawahannya diminta untuk mendukung kebijakan kapolres yang baru. Diapun meminta maaf jika selama memegang tongkat komando melakukan kesalahan.(Abi)