SURABAYA, beritalima.com – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jawa Timur kembali mengkampanyekan cinta rupiah melalui media seni budaya ludruk.
Kali ini mengangkat tema 5 Jangan, setelah sebelumnya 3D, yakni Dilihat, Diraba, dan Diterawang untuk mendeteksi uang palsu.
Lima Jangan yang dimaksud, Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.
Kampanye 5 Jangan ini dilakukan BI KPw Jatim bekerjasama dengan komunitas Ludruk Irama Sinar Budaya Nusantara dengan bintangnya Cak Kartolo.
Kampanye 5 Jangan ini dimasukkan di pertunjukan lakon Semanggi Suroboyo episode Deloken Disek di Gedung Balai Budaya Surabaya, Minggu (24/3/2019).
Pertunjukan ludruk berdurasi 1,5 jam ini mengangkat cerita tentang sebuah keluarga, dimana sang bapak yang masih menyimpan uang dengan metode zaman old, ditaruh di bawah bantal, bukan di bank.
Saat sang bapak membutuhkan biaya untuk pernikahan anak, baru diketahui kalau uang yang dikumpulkan di bawah bantal itu sebagian telah habis masa edarnya, bahkan beberapa di antaranya rusak dan juga terdapat uang palsu.
Menurut Kepala BI KPw Jatim, Difi Ahmad Johansyah, pagelaran ludruk ini selain menjadi sarana komunikasi kreatif untuk mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia pada masyarakat, juga sebagai wujud komitmen BI untuk mengangkat kembali seni budaya lokal.
Harapannya, semakin banyak masyarakat mencintai dan mendukung ludruk akan mendorong perekonomian Jawa Timur melalui sektor pariwisata.
Difi juga menuturkan, uang rupiah merupakan wujud kedaulatan Bangsa Indonesia. Misi dari pertunjukkan Ludruk kali ini, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk menjaga kedaulatan Indonesia dengan mencintai dan menjaga rupiah. (Ganefo)