JAKARTA, beritalima.com – #aksibelakaryawan, yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Antara (SPAntara) bersama Karyawan Perum LKBN Antara, dilaksanakan, Selasa (4/12/2018) di Lt.19, Gedung Wisma Antara, Jakarta. Aksi ini melalui juru bicaranya, Abdul Gofur, sebagai Ketua SPAntara meminta secepatnya kepada Direksi LKBN Antara untuk menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati beberapa bulan silam. Hal ini berangkat dari kebijakan direksi yang tidak berpihak kepada karyawan, yang dianggapnya mengusik rasa keadilan karyawan selama ini.
Tuntutan yang diharapkan karyawan Perum LKBN Antara adalah mengenai gaji pokok seluruh karyawan, yang sejak Januari 2018 hingga sekarang belum juga ada kenaikkan. Selain gaji pokok yang dituntut, karyawan Perum LKBN Antara meminta kepada direksi untuk membayar jasa produksi (jasprod) 2x dalam setahun, bukan 1x dibayar dalam satu tahun.
Tuntutan ketiga, tidak ada pengangkatan karyawan PKWT, padahal telah mengabdi sekian lama di Perum LKBN Antara. Dan selanjutnya harus diangkat sesuai UU Ketenagakerjaan No.13/2003. Keempat, pembayaran tunjangan penghargaan masa bakti karyawan yang akan ditunda. Kelima, tidak ditandatanganinya PKB 2018-2020 yang telah disepakati oleh kedua tim perunding.
Sementara diungkapkan Gofur, tuntutan itu berkembang setelah karyawan Perum LKBN Antara melihat manajemen Perum LKBN Antara terlihat sehat, salah satunya jajaran direksi membeli mobil baru.
“Masa gaji wartawan sama dengan anak yang baru lulus SMA, kita terus menunggu Dirut sampai di tempat parkir,” jelas korlap #aksibelakaryawan.
Ditambahkan Gofur, dari tuntutan sejak mulainya aksi baik diluar maupun didalam Direktur Utama Perum LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat alias Dimas tidak mau menemui #aksibelakaryawan. Bahkan ancaman karyawan akan menghadang Dirut di depan mobilnya yang parkir di basement Gedung Wisma Antara. dedy mulyadi
