Masifnya penggunaan Media Sosial (Medsos) menjadi medan pertempuran baru oleh sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuan, salah satunya dalam penyebaran informasi masih banyak terdapat berita–berita bohong (hoax).
“Penyebaran berita hoax melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, yang pada akhirnya muncul radikalisme,” kata Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI Tahun 2017, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
“Ingat !!! radikalisme muncul bukan karena uang, tetapi karena tidak punya pekerjaan. Itu salah satu penyebab seseorang bergabung menjadi bagian dari radikalisme,” ujar Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan.
Kasum TNI mengatakan bahwa, dalam mengcounter berita hoax tersebut komunitas Intelijen, Teritorial dan Penerangan tidak boleh bekerja sendiri-sendiri, namun harus bekerja sama, tergantung situasi yang ada. “Komunitas Intelijen, Teritorial dan Penerangan harus memiliki kemampuan untuk mengcounter informasi hoax tersebut,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI mengharapkan jajaran Intelijen, Teritorial danPenerangan agar dapat memberikan pemahaman kepada jajaran dibawahnya untuk dapat memberikan informasi yang positif kepada pimpinan sebelum menyampaikan pernyataan, sehingga berita negatif dapat dinetralisir secara maksimal menjadi berita positif. “JajaranPenerangan TNI tidak boleh ketinggalan dalam mengakses informasi secara langsung sebelum dilakukan evaluasi atau analisa,” katanya.
Kasum TNI menyampaikan bahwa Rapat Koordinasi yang dilaksanakan di tingkat Mabes TNI merupakan wahana silaturahmi dalam suatu komunitas Intelijen, Teritorial dan Penerangan untuk mengakses evaluasi pelaksanaan Program Kerja Tahun Anggaran 2016. “Pelaksanaan program–program kerja yang telah digulirkan dari hasil tersebut, maka penyempurnaan berbagai kegiatan wajib hukumnya untuk dilaksanakan,” jelasnya.
Kepada seluruh peserta Rakor, Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawanmemberikan beberapa penekanan untuk dipedomani dalam pelaksanaannya, diantaranya:manfaatkan dengan baik rakor terpadu ini sebagai sarana koordinasi dan komunikasi antara komuniti, baik itu insan Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI; Tingkatkan kepekaan deteksi dan cegah dini terhadap setiap perkembangan situasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakatdalam rangka mengantisipasi timbulnya berbagai permasalahan sosial ; Waspadai dan antisipasi secara bersama-sama, baik ditingkat atas sampai dengan tingkat bawah terkait pelaksanaan kegiatan Pilkada serentak; Jajaran penerangan tidak boleh ketinggalan informasi yang mengakibatkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan; Insan penerangan harus menguasai media sosial agar dapat membangun opini publik.
Rakor Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI Tahun 2017, diikuti oleh 448 peserta,terdiri dari 140 peserta Rakor Intelijen, 188 peserta Rakor Teritorial dan 120 peserta Rakor Penerangan TNI. Rapat Koordinasi tersebut bertujuan menyampaikan evaluasi program kerja tahun anggaran tahun anggaran 2016 serta penyampaian program kerja tahun 2017, khususnya hal-hal menonjol terkait dengan kebijakan Panglima TNI Bidang Intelijen, Teritorial danPenerangan TNI.