SURABAYA, Beritalima.com-
Salah satu siswa SMPN 8 Surabaya yang berkebutuhan khusus, CW, mengaku menjadi korban bullying di sekolahnya. Termasuk di salah satu kolam renang di Surabaya. Bahkan saat ini sudah ditangani Polres Tanjung Perak.
Enam pelaku bullying yang juga temannya juga berpotensi berurusan dengan hukum. Karena menyangkut institusi pendidikan hingga masa depan anak, Komisi D DPRD Surabaya langung bersikap lantang agar aksi bullying ini bisa dihentikan.
Mereka menggelar rapat khusus dengan mengadakan rapat dengar pendapat atau hearing. Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh, pihak sekolah, Dinas Perlindungan Anak, hingga pihak Polres Tanjung Perak juga dihadirkan.
“Ini kali kesekian Surabaya heboh soal bully. Sebelumnya SMA swasta, sekarang SMP negeri dan korban siswa inklusi atau berkebutuhan khusus. Harus kami kawal agar persoalan menjadi tuntas,” kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya dr Akmarawita Kadir, usia hearing, Rabu (8/1/2025).
Dengan tuntasnya kasus ini dapat dijadikan moment pembelajaran untuk semuanya. Para orang tua, untuk guru, sekolah, dinas terkait terutama Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana (DP3APPKB).
Akma menegaskan harus terus diambil strategi-strategi dan metode preventif agar kasus-kasus bullying ini tidak terulang kembali. Sebab ragam kasus bullying ini juga banyak di tengah masyarakat kita.
Diakui Akma, kasus bully dengan korban anak inklusi itu sudah masuk ranah hukum, sudah masuk penyidikan oleh Polresta Tanjung Perak. Harus dengan azas kehati-hatian karena pelaku dan korban adalah anak-anak.
“Semua harus kita lindungi karena mereka semua punya masa depan. Harapan kami semua, kasus ini bisa di selesaikan secara kekeluargaan dengan mediasi,” tandas Akma, politisi partai Golkar tersebut.
Dinas Pendidikan dan sekolah harus menekankan pada pencegahan bullying. Sebab sekolah di Surabaya antara siswa normal dengan inklusi jadi satu. Bullying model apa pun tidak diperkenankan. Harus dicanangkan mulai saat ini Surabaya Zero Bulying.
“Kami mendorong agar ada budaya antibuli terutama di lingkungan sekolah. Peran Kasek, guru, dan wali murid harus bersama-sama menciptakan zero bullying ini. Pilih Duta Anti Bullying di setiap sekolah,” kata Ais Syafiyah Asfar, anggota Komisi D dari PKB.
Dalam hearing di DPRD Surabaya itu sepakat untuk mengakhiri praktik bully dimana pun. Bahkan Imam Syafii, dari Nasdem untuk melakukan evaluasi Kasek yang gagal mencegah bullying di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menuturkan bahwa memerangi bullying adalah tanggung jawab bersama.
“Kami akan makin optimal dalam menjaga situasi anak di sekolah. Namun orang tua juga harus mendukung penuh dengan ikut mencegah,” kata Yusuf.
Semua menyayangkan bullying di SMPN 8 Surabaya yang melibatkan remaja ini sampai ke ranah kepolisian. Bahkan, saat ini juga sudah sampai proses penyidikan.
Perwakilan dari Polres Tanjung Perak M Prasetyo saat ditemui menyebutkan bahwa proses hukum masih berlanjut.
“Biar disampaikan pimpinan rapat,” katanya.(Yul)