JAKARTA, Beritalima.com– Pemerintah menyatakan DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur telah melewati puncak kasus Covid-19. Karena itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta agar keberhasilan ketiga provinsi itu dijadikan contoh buat daerah lain.
Berdasarkan data pemerintah, terjadi tren penurunan indeks komposit yang signifikan di DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian besar wilayah itu disebut telah melewati puncak kasus dan mulai mengarah pada penurunan.
“Penanganan kasus Covid-19 di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur perlu diapresiasi karena mampu menurunkan kasus ini. Daerah lain harus mengikuti kemajuan tiga daerah itu, khususnya Jawa Barat yang kasus aktifnya tercatat masih tinggi. Masih ada 128 ribu lebih kasus aktif Covid di Jabar,” ujar LaNyalla di sela-sela reses di Jember, Sabtu (24/7).
Pemerintah juga mengatakan terjadi tren penurunan kasus Covid secara nasional sejak PPKM Darurat diberlakukan awal Juli lalu. LaNyalla meminta kepada seluruh daerah yang menerapkan PPKM untuk tetap mempertahankan penurunan mobilitas dan aktivitas warganya untuk mendorong penurunan kasus Covid-19.
“Penurunan kasus sangat penting dilakukan, apalagi kasus positif Covid di Indonesia saat ini sudah menembus angka 3 juta, di mana penambahan 1 juta kasus terjadi hanya dalam waktu sekitar satu bulan sejak awal pandemi Maret 2020,” sebut dia.
Angka kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 3 juta pada 22 Juli 2021. Kasus Corona Indonesia berada di angka 2 juta kasus per 21 Juni 2021.
Total kasus Corona di Indonesia, Jumat (23/7) mencapai 3.082.410 kasus.
Pasien sembuh dari Covid mencapai 2.431.911, dengan total pasien Corona yang meninggal dunia berjumlah 80.598 orang.
Meski ada tren penurunan, angka kematian akibat Covid di Indonesia untuk saat ini masih relatif tinggi sehingga harus diwaspadai.
“Kemarin kasus kematian kembali menjadi rekor tertinggi dengan jumlah 1.566 pasien meninggal dalam sehari sehingga totalnya menjadi 80.598 orang meninggal dunia karena Corona,” kata LaNyalla.
Dari data pemerintah, diketahui angka orang meninggal yang sudah divaksin sangat rendah. Karena itu, LaNyalla mendorong masyarakat sesegara mungkin melakukan vaksinasi.
“Memang betul walaupun sudah divaksin, kita masih tetap bisa terjangkit vaksin Covid. Tapi vaksin memberi perlindungan sehingga gejala atau dampak yang ditimbulkan virus Covid-19 kepada penderita tidak berat.”
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu menyoroti menurunnya jumlah wilayah yang masuk ke dalam zona hijau Covid karena hanya tersisa dua kabupaten/kota saja. Dua wilayah yang saat ini berada dalam kategori zona hijau adalah Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat dan Kanupaten Dogiyai, Papua.
“Minimnya jumlah wilayah yang masuk zona hijau Covid merupakan salah satu dampak dari lonjakan kasus Corona. Lonjakan ini menyebabkan peningkatan jumlah kabupaten/kota yang berada pada zona merah, yakni 180 daerah. Ini merupakan angka tertinggi sejak pandemi melanda Indonesia,” ucap LaNyalla.
Untuk itu, kepala daerah diminta terus melakukan evaluasi penanganan pandemi Covid di wilayahnya masing-masing. LaNyalla juga mengimbau Pemda, khususnya di Jawa dan Bali agar terus melakukan sosialisasi pentingnya penerapan protokol kesehatan.
“Tapi gunakan cara-cara persuasi kepada masyarakat. Saya juga mendorong penerapan sanksi pidana menjadi alternatif terakhir terhadap para pelanggar protokol kesehatan, dan daerah kami minta berpacu pada cara-cara yang tegas tapi terukur,” imbau dia.
LaNyalla meminta pemerintah menjadikan imbauan WHO terbaru sebagai bahan evaluasi. WHO menyatakan saat ini Indonesia sedang menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, sehingga disarankan agar pembatasan yang ketat diberlakukan.
“Pemerintah perlu memperhatikan data-data yang disampaikan WHO sehingga sebelum pengetatan dikendorkan, ada langkah-langkah antisipasi yang dilakukan untuk menekan laju penularan Covid di Indonesia,” tegas LaNyalla.
Dalam Situation Report-64 yang dirilis oleh WHO pada Rabu (22/7/2021), ada 32 provinsi di Indonesia mengalami lonjakan jumlah kasus. 17 provinsi diantaranya mengalami peningkatan hingga 50 persen. WHO juga menyatakan tes positif proporsinya lebih dari 20 persen di 33 dari 34 provinsi. (akhir)