SURABAYA, beritalima.com | Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengajak seluruh warga agar peduli terhadap kondisi kesehatan masing-masing keluarga dan tetangga di sekitar. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah turut serta melaporkan jika mengetahui ada tetangga yang sedang sakit dan terindikasi Covid-19.
Dia menjelaskan, apabila ada tetangga yang terindikasi Covid-19 di perkampungan, warga dapat melaporkannya kepada perangkat RT/RW setempat. Kemudian, RT/RW akan meneruskan kepada lurah camat atau Tim Gerak Cepat (TGC) Command Center 112 untuk dikoordinasikan mengenai perawatannya.
“Nanti setelah itu lurah dan camat akan melakukan kontak, apakah masih ada rumah sakit yang kosong atau tidak. Kalau dia OTG dan masih kuat maka ditempatkan di Hotel Asrama Haji. Tapi kalau penuh semua, maka isolasi mandiri yang kita lakukan,” kata Wali Kota Eri usai berkeliling di Kampung Simo Sidomulyo, Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan, Senin (28/6/2021).
Menurut dia, apabila setiap warga yang terindikasi Covid-19 langsung dirujuk ke rumah sakit, maka hal ini bisa berdampak pada over kapasitas. Demikian pula jika warga yang terindikasi itu langsung dirujuk ke Hotel Asrama Haji. Karenanya, Wali Kota Eri berharap, ketika mengetahui ada tetangga yang sakit, warga di sekitarnya dapat membantu untuk melaporkan.
“Karena apa, kalau kita biarkan tambah tidak cukup rumah sakitnya. Asrama Haji juga tidak cukup. Jadi kalau ada yang sakit, tolong kontak RT dulu, lurah camat nanti akan bergerak untuk memastikan akan ditempatkan dimana,” pesan dia.
Di samping mengajak warga agar berperan serta terhadap kondisi kesehatan tetangga di lingkungan sekitar, Wali Kota Eri juga mengimbau kepada para orang tua supaya intens mengawasi putra-putrinya. Apalagi, saat ini kasus Covid-19 juga ditemukan pada anak-anak dan remaja. “Saya minta tolong jaga putra-putrinya, orang tua, istri atau suami dan semuanya,” pesannya.
Wali Kota Eri mengungkapkan, hingga hari ini pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Surabaya dan Hotel Asrama Haji (HAH) totalnya mencapai 1.060 orang. Rinciannya yakni, di HAH ada 490 orang, kemudian yang dirawat di rumah sakit dan isolasi mandiri sebanyak 500 lebih.
“Sehingga ini harus saya sampaikan warga Surabaya supaya harus lebih hati-hati. Karena itu saya sampaikan ke teman-teman Dinkes (Dinas Kesehatan), ke seluruh tenaga yang ada agar menyampaikan apa adanya untuk kita lebih berhati-hati, lebih mawas diri,” ungkap dia.
Terlebih, dengan ditemukannya Covid-19 varian delta di Surabaya membuat perawatan pasien itu menjadi lebih lama. Oleh karena itu, Wali Kota Eri kembali memohon kepada masyarakat agar lebih mawas diri dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
“Sekarang sakitnya lebih lama pengobatannya. Kalau dulu yang varian lama, tiga hari sembuh. Ini varian delta sampai seminggu lebih, berarti kan terus nambah jumlahnya,” ujarnya.
Hal ini pun kemudian berdampak pada BOR (Bed Occupancy Ratio) atau keterisian rumah sakit di Surabaya meningkat, bahkan hampir penuh. Menurut dia, meskipun kapasitas bed di rumah sakit terus ditambah, namun jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang ada juga terbatas.
“Nah, ini yang sudah saya sampaikan kepada warga Surabaya, ayo dijogo (Dijaga). Karena BORnya sudah naik semua, bahkan (kamar) yang bukan ICU itu penanganan Covid-19 sudah di atas 80 persen. Dari kemarin 87 hampir 90 persen, dan turun lagi karena tambah bed. Tapi nakes kita kan juga terbatas jumlahnya,” tuturnya.
Maka dari itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya kembali memohon kepada warga agar saling menyisihkan lengan untuk bergotong-royong bersama dalam mencegah penyebaran Covid-19. Bagi dia, ketika warga itu menjaga diri sendiri dari Covid-19, maka secara tidak langsung dia juga melindungi kesehatan keluarganya.
“Karena itu saya minta tolong sama warga Surabaya, tolong jaga keluarga tercinta masing-masing. Kalau kita ngomong aku kuat tidak pakai masker, mungkin kita kuat, virus nempel di kita kuat. Kita kuat, terus pulang dan yang kena anak istri, nyesel (menyesal) tidak? Pasti nyesal kan. Tolong sadarlah, sadar kasihan keluarga kita, bukan orang lain,” pungkasnya. (*)