JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat penambahan jumlah kasus sembuh per Sabtu (24/4) menjadi 1042 setelah ada penambahan sebanyak 40 orang. Sedangkan kasus meninggal menjadi 720 setelah ada penambahan sebanyak 31 orang.
Adapun Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 334, disusul Jawa Timur sebanyak 133, Jawa Barat 93, Sulawesi Selatan 82, Bali 70, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 1.042 pasien.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
“Kalau kita lihat 334 dari DKI Jakarta, dari Jawa Timur ada 133 orang, dari Jawa Barat ada 93 orang, Sulawesi Selatan 82 orang, Bali ada 70 orang, akumulasi total bersama provinsi lainnya adalah 1.042 orang,” ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto melalui keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (25/4).
Dari total kasus sembuh dan meninggal tersebut, ada pula penambahan untuk kasus positif sebanyak 396 orang hingga total menjadi 8.607.
Data yang dicatat tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 67.828 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 45 laboratorium. Sebanyak 52.541 kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 8.607 positif dan 43.934 negatif.
Kemudian untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 206.911 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 19.084 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 280 kabupaten/kota di Tanah Air.
Selanjutnya Gugus Tugas merincikan data positif COVID-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh sembilan kasus, Bali 183 kasus, Banten 370 kasus, Bangka Belitung sembilan kasus, Bengkulu delapan kasus, Yogyakarta 79 kasus, DKI Jakarta 3.684 kasus.
Selanjutnya di Jambi 21 kasus, Jawa Barat 907 kasus, Jawa Tengah 621 kasus, Jawa Timur 770 kasus, Kalimantan Barat 51 kasus, Kalimantan Timur 97 kasus, Kalimantan Tengah 100 kasus, Kalimantan Selatan 146 kasus, dan Kalimantan Utara 83 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 83 kasus, Nusa Tenggara Barat 180 kasus, Sumatera Selatan 119 kasus, Sumatera Barat 97 kasus, Sulawesi Utara 36 kasus, Sumatera Utara 105 kasus, dan Sulawesi Tenggara 41 kasus.
Adapun di Sulawesi Selatan 432 kasus, Sulawesi Tengah 36 kasus, Lampung 38 kasus, Riau 38 kasus, Maluku Utara 14 kasus, Maluku 22 kasus, Papua Barat 16 kasus, Papua 136 kasus, Sulawesi Barat 35 kasus, Nusa Tenggara Timur satu kasus, Gorontalo 14 kasus dan dalam proses verifikasi lapangan 26 kasus.