SURABAYA, beritalima.com | Tragedi 1 Oktober 2022 yang menewaskan 129 pecinta sepak bola, menjadi atensi publik. Beragam reaksi keprihatinan disampaikan berbagai pihak. Tak terkecuali official Persebaya, yang melalui akun Instagramnya, menuliskan kalimat bela sungkawa :
Keluarga besar Persebaya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya, Alfatihah untuk para korban.
Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa #Persebaya
“‘Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa’,
kalimat tersebut sudah menjadi pesan yang disepakati oleh publik dan memantik reaksi simpati dari beragam pihak, terutama para aktivis di berbagai daerah Jawa Timur.
Diantaranya aktivis perempuan ning Lia Istifhama, Manajer Liga 3 Semarapura yang sekaligus mantan Manajer Liga 3 Bajol Ijo Akhmad Luthfy Ramadhani, bareng Zainullah, (Barisan Gus dan Santri) Bondowoso..
Ada juga pesan,
“Solidaritas dan sportifitas adalah nyata, karena setiap manusia pada hakekatnya mencintai persaudaraan, bukan peperangan.
Dan pesan bijak dari Official Persebaya sangat jelas, bahwa setiap kompetisi, termasuk sepakbola, bertujuan sangat positif yang tentunya sama sekali tidak memiliki potensi merugikan supporter, apalagi mengorbankan nyawa satu orang pun,”, terang ning Lia (3/10).
“Saling menjaga keselamatan supporter tentunya menjadi tanggung jawab kita semua yang hadir di tengah pertandingan. Kebetulan saya sering menonton sepakbola bersama anak-anak saya sebelum pandemi lalu. Situasi lapangan sempat panas, tapi tidak menimbulkan kepanikan. Jadi kepanikan inilah yang harus kita redam, karena tentunya tidak ada satu orang pun yang ingin menimbulkan situasi kacau. Perselisihan dimanapun, berpotensi terjadi, asal tidak ada kepanikan, insya Allah bisa diredam.”
Senada dengannya, Akhmad Luthfy Ramadhani yang akrab disapa mas Doni, menyampikan pentingnya keselamatan supporter karena sepakbola menjadi besar karena peran supporter.
“Sepak bola tidak bisa lepas dengan suporter namun suporter diharapkan untuk selalu bijak karena setiap pertandingan pasti ada menang dan kalah, Jadi penting bagi untuk sama-sama menciptakan wajah sepak bola Indonesia yang damai tanpa tanpa anarki,” terangnya mas Doni.
“Kebetulan ada tetangga saya di Mojokerto, yang menjadi korban. Sampai saat ini ibu dari korban tewas, trauma mendengar kata sepak bola. Sangat benar apa yang dikatakan oleh official persebaya, bahwa tidak ada sepak bola yang seharga dengan satu nyawa pun.”
Sedangkan Zainullah yang juga rutin mengikuti pertandingan sepakbola bersama aktivis BagusS menyampaikan Turut berduka Cita atas tragedi Kanjuruhan, pentingnya mengambil pembelajaran dari tragedy Kanjuruhan.
“Dari tragedi yang telah terjadi, semoga menjadi pengingat bagi kita semua untuk menciptakan situasi damai, nyaman yang selalu kondusif.
Kami turut berduka cita, dan mendo’akan semoga para korban Khusnul khotimah, dan keluarga yang ditinggal di wrikan ketabahan, dan kesabaran.
“Pelajaran berharga ini bukan hanya momen pertandingan sepak bola, melainkan semua kompetisi apapun faktor- faktor keamanan, keselamatan bagi individu pemain, suporter dan penonton harus selalu diprioritaskan.
“kenyamanan dan keamanan sebelum dan sesudah pertandingan
seoptimal mungkin harus di antisipasi agar tidak menimbulkan kekhawatiran, dan kepanikan, Ujarnya. (red)