beritalima.com | Dukungan orangtua sangatlah dibutuhkan anak ketika mencoba melangkah maju saat menggapai cita-citanya. Ini ceritaku saat ingin masuk perguruan tinggi kedinasan yang bergengsi di Bintaro. Aku sempat ingin merasakan betapa indahnya belajar di kampus kebangganku, Politeknik Keuangan Negara STAN.
Seperti yang diketahui , PKN STAN merupakan perguruan tinggi kedinasan yang berada dibawah naungan Kementerian Keuangan RI yang memberikan kesempatan kepada lulusan SMA Sederajat untuk dapat menempuh pendidikan tinggi dengan program Diploma baik itu D I maupun D III. PKN STAN menjanjikan jaminan kerja kepada mahasiswanya kelak setelah lulus dari masa pendidikan.
Tidak mudah rasanya bersaing dengan ribuan siswa dari berbagai pelosok pulau di negeri ini. Aku hanya mengandalkan ketekunan dan kepercayaanku saat ingin mencoba Ujian Tes yang diadakan saat itu. Salah satu yang membuat semangatku membara adalah Ibuku, dimana dialah yang memberikan sekerah semangat dan doanya dalam setiap usahaku.
Dalam persiapan mengikuti ujian tersebut, aku pun didukung oleh ibuku dengan memberikan aku kesempatan melakukan bimbingan belajar khusus masuk perguruan tinggi kedinasan tersebut. Hal itu membuatku terpacu dalam bersaing merebut kursi yang bergengsi tersebut. Keseharianku hanyalah di rumah, dengan modul buku dan alat tulis untuk mengasah kemampuanku.
Setiap hari Ibu yang memperhatikanku dalam proses belajar, membelikan suplemen vitamin dan madu demi stamina dan ingatanku dalam belajar. Setiap hari Ibu juga yang menemaniku saat ingin berpergian mengikuti bimbel. Dia menunggu di depan sambil berharap anaknya dapat menyerap semua ilmu yang dipelajari.
Berharap anak nya mendapatkan bekal untuk bersaing dalam ujian masuk perguruan tersebut. Tak kala kepalaku pusing karena lelah saat belajar. Terkadang aku pun minder dan pesimis saat orang lain bisa mendapatkan nilai tinggi saat ujian try out di bimbel. Namun, Ibu selalu bilang bahwa usaha ku nanti tidak akan mengkhianati hasil. Dengan iringan doa Ibu, aku pun dapat semngat yang baru setiap harinya.
Ibu yakin bahwa nilai aku akan meningkat setiap minggunya dan ternyata aku mengalami bahwa benar apa yang dikatakan Ibuku. ketika mendekati hari ujian, Ibuku kiat berdoa kepada yang maha kuasa demi menuntunku dalam mencapai cita-cita ku tersebut.
Hari ujian pun tiba. Aku pergi bersama Ibuku ke Kampus STAN untuk melakukan Ujian masuk. Terdapat 3 tahapan ujian, yaitu ujian tertulis, tes fisik, dan ujian CPNS. Ibu kiat dalam memberikan doa dan semangat saat aku melakukan ujian. Ujian tertulis saat itu dilakukan di Gedung G, aku pun sempat nangis melihat betapa banyak nya peserta yang ingin bersaing. namun, ibu langsung memelukku dan menyakinkanku bahwa aku bisa.
Aku pun mengikuti ujian tersebut dengan harapan tidak ingin membuat ibuku kecewa atas dukungan yang diberikan selama ini kepadaku. Seketika dia merangkul dan meyakinkanku bahwa ternyata aku lulus tes tertulis.
Aku memulai mempersiapkan untuk ujian tes fisik. Aku pun mulai melatih tubuh dan kebugaranku dengan melakukan latihan lari keliling 8 putaran. Mustahil bagiku saat itu dimana aku hanya dapat 2 putaran dan langsung lelah.
Namun aku tidak akan menyerah dan terus melatih fisik hingga aku mencapai 8 putaran tersebut. Dibalik latihan tersebut, Ibu juga yang memberikan vitamin demi mendukung stamina dalam tubuhku. Dia menyediakan mulai dari telur, madu, pisang, dan beras merah yang menjadi santapan pokokku pada saat itu. Saat hari tes kedua tiba, sosok Ibulah yang menjadi semangatku. Saat giliranku untuk tes lari. Ibu ku sentak langsung menuju ke lapangan dengan teriakan “Ayoo!! Kamu bisa” ucapnya.
Dengan semangatnya aku berlari dengan cepat seakan-akan ada kekuatan tambahan dalam diriku. Aku pun menyelesaikan 8 putaran tersebut dalam waktu yang di tentukan. Ibuku langsung berlari menghampiri dan langsung memelukku dengan rasa bangganya.
Tersisa satu langkah lagi untuk mendapatkan kursi yang bergengsi tersebut. Aku langsung mempersiapkan segala kemampuanku untuk belajar dengan ekstra karena sainganku bukanlah orang yang sembarangan. Ibu membelikanku buku kiat-kiat sukses dalam ujian CPNS. Jiwaku terpacu dengan senyuman rasa bangga Ibu yang kulihat saat itu.
Hari dimana yang menentukan kelulusanku pun tiba. Rasa khawatir dan gelisah selalu menghampiriku setiap melaksanakan kegiatan dalam menunggu pengumuman akhir. Ketika aku sedang mencari deretan diantara nama-nama peserta yang dinyatakan lulus, alangkah terkejutnya mengetahui namaku tidak ada didalam daftar, sontak tubuhku langsung melemas dan gairahku pun hilang.
Perjuangan yang telah aku lakukan selama ini terkesan sia-sia. aku tak bisa harus berkata apa kepada keluargaku terutama kepada Ibu terkait hasil tes ini. Ibuku sangat berharap lebih kepadaku karena mengingat perjuangan selama ini yang aku lalui. Ibu sangat yakin jika aku bisa masuk PKN STAN, namun kenyataan yang harus dihadapi.
Berat rasanya untuk membagi kesedihanku kepada dia yang telah menyemangatiku. Ibuku tetap bangga karna aku bisa sampai ditahap akhir. Ibu memelukku dan berkata untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan aku harus ikhlaskan. Semangat Ibu yang membuatku tidak bermalas-malasan untuk meraih cita-citaku. Terimakasih bu, semangatmu tiada tara.
Penulis: Isa Putri Malau