SIDOARJO, beritalima.com | Sejak terbentuknya Kader Bela Negara (KBN) melalui Diklat yang diselenggarakan Kementrian Pertahanan RI tahun 2015 yang difasilitasi Kesbangpol Propinsi Jawa Timur, kini untuk periode kedua, KBN Kabupaten Sidoarjo, kembali dikukuhkan melalui Sk Bupati Sidoarjo Nomor : 188/653/438.1.1.3/2020 tertangal 5 Nopember 2020.
Pengukuhan ini sebagai bentuk komitmen Pemkab Sidoarjo dalam menyebarluaskan faham nasionalisme dalam upaya menangkal segala bentuk faham yang akan merongrong kewibawaan negara.
Ketua KBN Sidoarjo, Warjiin Krise, mengatakan, pengukuhan ini semakin mendorong semangat untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam upaya menanamkan cinta tanah air.
Seperti yang selama ini telah dijalankan, dengan terus berupaya memberikan sosialisasi kepada warga masyarakat, tentang pentingnya mengetahui dan faham jati diri bangsa sehingga menimbulkan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia.
“Dengan demikian maka akan muncul jiwa nasionalisme. Apalagi dengan dikukuhkannya forum Kader Bela Negara, maka KBN sudah punya hukum yang jelas, sehingga kami melangkah tidak ragu ragu lagi,” ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Pembina KBN Propinsi Jawa Timur, Yafety Waruwu, S.H.,MH, berharap, pengukuhan Forum KBN dapat diduplikasi oleh kabupaten lainnya.
“Keberadaan payung hukum penting agar KBN di daerah lebih bisa berkiprah dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan cinta tanah air,” harap Yafety.
Pembina Kader Bela Negara di setiap Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, lanjutnya, memang sudah ada. Namun perlu sinergitas dengan instansi terkait agar dapat menjalankan tupoksinya dengan baik.
Sinergisitas dalam mencetak kader kader Bela Negara seperti Kabupaten Sidoarjo, harapan kita dapat menjadi contoh didaerah lainnya,” tuturnya.
Alumni Lemhanas ini, menilai pentingnya kesadaran Bela Negara untuk kelangsungan NKRI dengan menanamkan nilai nilai bela negara, cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara, yakin kepada Pancasila sebagai ideologi bangsa, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
“Ini harapan kita sebagai pengurus dan pembina agar dapat diterapkan diseluruh elemen bangsa,” tegasnya.
Yafety menjelaskan, KBN telah melakukan pendalam pemahaman nilai bela negara dengan menanamkan cinta tanah air, sehingga dengan adanya pemahaman itu dapat tumbuh jiwa nasionalis dan patriotisme.
“Sehingga dalam melakukan gerakan radikalisme akan terkikis. Karena radikalisme hanya dilakukan sekelompok yang punya kepentingan sepihak namun bukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Menanamkan nilai Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara, sudah merupakan harga mati untuk dipertahankan,” tandasnya.
Yafety kembali menegaskan, di era digital, percepatan penyebaran faham anti Pancasila bisa dilakukan melalui media sosial. Karenanya dipandang perlu penguatan upaya tangkal faham radikalisme di Indonesia melalui pembinaan atau pendekatan pemantapan nilai nilai kebangsaan, yang lebih inovatif dan adaptif.
”Karena kita berada dalam rumah besar yaitu NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu bagi kita yang mengedepankan jiwa toleransi,” pungkasnya.
Sementara itu, Moch. Efendi, SH, MH, yang juga pengurus Kader Pembina Bela Negara Jawa Timur, mengatakan, begitu pentingnya bela negara untuk lebih meningkatkan kecintaan terhadap NKRI.
“Seyogyanya pengurus Bela Negara Jawa Timur harus segera dikukuhkan. Mengingat bela negara ini salah satu penguatan terhadap pemuda pemudi yang saat ini diperlukan sebagai kader bela negara,” tuturnya. (Red).