YORDANIA – Duta Besar Indonesia untuk Yordania Andy Rachmianto sangat mendukung program kemanusiaan yang dicanangkan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka untuk rakyat Palestina dan Suriah yang mengungsi di Yordania. Menurutnya, bantuan tersebut memberikan semangat bagi perjuangan rakyat Palestina untuk merebut kemerdekaan.
“Di tengah konflik peperangan yang belum juga selesai, bantuan kemanusiaan dari Kwarnas Gerakan Pramuka tentu membawa spirit bagi mereka untuk terus berjuang merebut kemerdekaan,” ujar Andy di Amman, Yordania, Selasa (30/1/2018).
Semangat itu lantaran rakyat Palestina semakin yakin banyak negara terus menyatakan dukungannya untuk mereka, termasuk Indonesia yang sejak dulu konsisten mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. “Setiap bantuan yang datang dari Indonesia jangan dilihat besar kecilnya, tapi komitmen kita untuk terus mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” jelasnya.
Andy senang dan mengapresiasi agenda kemanusiaan yang dilakukan Kwarnas. Sebab, kerja nyata Pramuka tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia internasional. Menurutnya, kegiatan semacam ini tidak hanya mengharumkan nama baik Gerakan Pramuka, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
“Sekali lagi saya mewakili warga Indonesia yang berada di Yordania menyampaikan terima kasih atas apa yang sudah dilakukan Kwarnas Gerakan Pramuka dalam membantu para pengungsi Palestina. Ini adalah waktu yang tepat untuk membantu mereka di tengah keadaan yang cukup sulit karena menghadapi musim dingin,” tandasnya.
Kwarnas Gerakan Pramuka telah mengutus Andalan Nasional Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana (Abdimasgana) Eko Sulistio untuk melakukan misi kemanusiaan di Yordania. Eko sudah berada di negara itu selama dua minggu. Ia dibantu Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) di Yordania.
Distribusi bantuan yang dilakukan Eko sudah menembus tiga lokasi. Pertama, bantuan disalurkan bersama Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) di Yordania untuk para pengungsi Suriah di kamp-kamp Albayt, Provinsi Mafraq, Yordania. Di sana, Eko memberikan bantuan kepada 200 kepala keluarga.
Kedua, distribusi bantuan beralih ke daerah Almasrouf, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Suriah. Wilayah perbatasan hanya berjarak 5 km atau 10 menit bila ditempuh dengan berjalan kaki. Di sana, Eko memberikan bantuan kepada 100 kepala keluarga pengungsi Suriah.
“Di daerah Almasrouf kamp-kamp pengungsi Suriah memang tersebar luas di tenda-tenda. Lebih dari 100 famil tingal di situ, di atas pandang gurun yang gersang,” ujar Eko.
Ketiga, bantuan menembus kamp-kamp pengungsi Palestina yang berada di Jaresh, Yordania. Meski awalnya sempat kesulitan mengurus perizinan, namun akhirnya bantuan kemanusiaan bisa didistribusikan kepada para pengungsi untuk 100 kepala keluarga.
“Di wilayah perbatasan pasti keamanan sangat ketat. Terlebih kita tahu konflik di Suriah dan Palestina sudah bertahun-tahun tidak kunjung selesai. Makanya kami selalu melakukan koordinasi dengan KBRI di Yordania,” jelasnya.
Menurut Eko kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan beberapa negara Eropa secara tidak langsung menambah kesengsaraan yang dihadapi rakyat Palestina. “Kebijakan Donald Trump dan beberapa negara Eropa yang menghentikan bantuan kepada rakyat Palestina menambah kesengsaraan saudara kita di Palestina,” jelasnya.
Para pengungsi mendapatkan bantuan berupa satu ekor domba untuk disembelih, 500 bungkus roti gandum, 50 paket sembako berupa beras, gula, teh, mi instan, kacang-kacangan, dan minyak goreng. Tak hanya sembako, para pengungsi juga mendapatkan keperluan bayi yaitu popok bayi, susu balita, biskuit, susu kotak, dan cokelat.
Eko berada di Yordania sampai akhir Januari 2018 dalam rangka misi kemanusiaan Pramuka untuk Palestina dan Suriah dalam Program Musim Dingin 2018. Ia menambahkan, suhu dingin yang terkadang mencapai nol derajat celcius juga banyak mempengaruhi kinerja para relawan dalam mendistribusikan bantuan.